Banjir, Bencana atau Budaya?


Oleh : Fitri Febrianti
 
Musim hujan sedang melanda beberapa wilayah pada musim hujan ini ,sejumlah daerah menghadapi bencana banjir, banjir bandang dan juga tanah longsor. Hal ini sudah terjadi di beberapa daerah di jawa timur, jawa barat, jawa tengah, dan beberapa daerah di sumatra dan kalimantan.

Bahkan sekarang ini, banjir yang terjadi dikota-kota metropolitan, seperti DKI Jakarta dan Bandung sudah menjadi tradisi tahunan musim penghujan. Semua itu permasalahannya cukup kompleks, salah satunya yakni budaya membuang sampah di sungai yang menjadi salah satu faktor terjadinya banjir.

Karena kurangnya kesadaran dari warga setempat untuk  tidak membung sampah di sungai maupun di selokan menjadikan kota-kota metropolitan menjadi langganan banjir tiap tahunnya. Sadar akan tidak membuang sampah pada sungai atau selokan dapat dimulai dari diri sendiri . tumbuhkan rasa cinta terhadap linkungan, tumbuhkan rasa memiliki terhadap lingkungan, agar lingkunganpun dapat menjaga kita, karena pada kodradnya kita mempunyai hubungan timbal balik terhadap lingkungan.

Selain itu, asap rokok, polusi, dan  banyaknya bangunan-bangunan besar yang mana tidak di seimbangi dengan adanya selokan yang akan membawa arah alur air saat turun hujan menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di kota-kota metropolitan.

Papan peringatan yang terpasang sekitar sungai yang dibuat untuk menghalau warga supaya tidak membuang sampah, ternyata hanya isapan jempol. Terbukti warga masih berbondong-bondong untuk membuang sampah rumah tangga ke sungai.

Meskipun masih banyak lagi sebab terjadinya banjir di kota-kota metropolitan seperti DKI Jakarta dan Bandung , tetapi yang menjadi prihatin saat ini adalah mengubah pola pikir masyarakat bukan hanya supaya tidak membuang sampah disungai, tetapi  yang diperlukan saat ini adalah kemauan besar supaya budaya membuang sampah di sungai itu ditinggalkan. Agar banjir bisa sedikit teratasi setiap tahunnya.

Dengan demikian kita harus menjaga lingkungan kita, yang mana dimulai dari diri kita sendiri agar banjir tidak menjadi bencana yang membudidaya atau tradisi tahunan musim penghujan di kota-kota metropolitan.

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023