Bangga dengan Bhinneka Tunggal Ika


Oleh : Muhamad Umar
Indonesia merupakan negara kesatuan yang maha kaya, kaya budaya, ras, suku, etnik dan bahasa. Keanekaragaman ini membuat kita sebagai warga negara Indonesia merasa bangga, bahkan negara Indonesia pernah disebut macannya asia. Banyak negara lain iri dengan apa yang di punyai bangsa maha kaya ini. 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi saksi semboyan negara ini, dimana semboyan ini berartikan  "berbeda-beda tapi tetap satu jua", bagi bangsa Indonesia kalimat ini merupakan kalimat pengikat atau pemersatu. Kalimat tersebut mempunyai makna yang kental agar masyarakat senantiasa utuh dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan masyarakat juga tidak mudah terpecah belah. 

Dewasa ini bangsa Indonesia sudah mulai terganggu kebhinnekaannya, apalagi menyangkut persatuan yang mulai digoyahkan oleh orang-orang yang memang ingin meruntuhkan tali kuat persaudaraan persatuan, serta mengambil yang namanya isi kekayaan bangsa ini. Seperti halnya  dalam masalah etnik bahkan agama sekalipun.
Semua itu dijadikan masalah apapun  untuk memperkeruh suasana si punya rumah oleh asing aseng untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bangsa ini mulai goyah tidak seperti zaman presiden Soekarno. Apa arti dari Bhinneka Tunggal Ika jikalau masyaratkatnya bertumpah darah, saling sikut  hanya untuk kekayaan, jabatan dan kekuasaan. 

Miris memang, bangsa Indonesia sedang diuji oleh pemimpin-pemimpin yang asik mendiskusikan penggusuran rakyat , melindungi yang bersalah , membuat huru hara , menyerang dengan gas air mata dan membentengi dirinya dengan janji busuknya. Apakah ini yang dinamakan Bhinneka Tunggal Ika , tentunya bukan, ini hanya sebatas kegaduhan yang dibuat oleh pemimpin-pemimpin kita yang diprakarsai oleh asing aseng. 

Hal yang perlu kita perhatikan saat ini yaitu bertindak dengan cara positif yang diawali dengan do'a  kemudian tindakan supaya bangsa ini kedepannya menjadi lebih baik serta tidak terjadi lagi yang namanya perpecahan dan jangan sampai kita mengatakan ataupun berbicara seenaknya tentang kesatuan yang didalamnya mengandung unsur penghinaan seperti halnya yang ramai dibicarakan yaitu mengina atau menistakan agama. 

Penulis, Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Info Masjid Al-Warits




Reporter: Hikmatul Aeni, KPI/3B

Info Tokoh: Entoh Mulyana







Reporter: Hikmatul Aeni, KPI/3B

Info Kampus : UIN Sunan Gunung Djati Bandung


Reporter: Hikmatul Aeni, KPI/3B

Jamaah Masjid al-Amanatul Munawwaroh Semangat Ikuti Pengajian Rutin

Masjid Jami al-Amanatul Munawwaroh

Dakwahpos.com, Bandung.- Sejumlah Jamaah Masjid Jami al-Amanatul Munawwaroh tampak  antusias sekali dalam menjalani pengajian rutin mingguan ini, bahkan sepanjang pengajian berlangsung tidak ada seorang pun dari salah satu jamaah yang terlihat mengantuk.

"Ya, walaupun tidak banyak Jama'ah yang datang. Namun pengajian rutin mingguan ini berjalan dengan khidmat dan lancar" Ujar Wawan selaku ketua Dewan Kemakmuran Masjid Jami' al-Amanatul Munawwaroh, Minggu (20/11)

Jamaah yang hadir pada saat pengajian rutin kali ini memang hanya berkisaran delapan orang jamaah, dan itu pun semua yang sering menghadiri shalat berjamaah saja "Berharap untuk kedepannya Jamaah yang hadir bertambah, ya memang ada sebagian masyarakat setempat masih memiliki kesibukan bekerja di hari minggu sekalipun" Tandas Wawan

Pengajian kali ini di isi dengan pembahasan tentang tafsir dan tajwid, bahkan tak segan-segan seorang ustadz yang mengisi menegur langsung bacaan al-Quran  jamaah yang terdengar salah.

"Sangat bersyukur jamaah disini masih berkeinginan untuk terus menambah ilmunya, apalagi tentang ilmu Tajwid ini. Bahwa sangat penting untuk mempelajarinya" Ungkap Harun selaku salah satu Ustdz di masjid jami' al-Amanatul Munawwaroh.

Wawan menambahkan, "Disini kami memiliki jadwal pembahasan untuk diisi pengajian rutin ini. Pertama tentang Tauhid, kedua tentang Fiqh, ketiga tentang Hadits dan yang keempat tentang Tajwid dan Tafsir"

Reporter: Dede Sopyan KPI / 3A

Diskusi Publik : Media Penyiaran Komunitas


Masjid Al-Ikhlas Dibangun Warga secara Gotong Royong


Dakwahpos.com, Bandung - Masjid Al-Ikhlas yang terletak di Jl. Ciporeat RT/Rw 02/08 Pasanggrahan KecamatanUjung Berung dibangun secara gotong royong oleh warga setempat. Masjid yang berdiri sejak 1993 ini, awalnya hanya sebuah mushola kecil dan belum dijadikan tempat untuk salat Jum'at.

Keadaan masyarakat pada masa itu masih awam akan ilmu tentang agama, suka berjudi dan mabuk-mabukan serta belum ada kegiatan pengajian sama sekali.

 Tahun 2000 masjid direnovasi dengan dana yang didapatkan dari sumbangan warga dan donatur. Masjid direnovasi agar bisa menampung jamaah lebih banyak lagi. Setelah mengalami perubahan, masjid baru digunakan untuk salat Jum'at dan mulai adanya kegiatan pengajian rutinan, mulai dari pengajian anak-anak, remaja hingga orangtua.

"Alhamdulillah setelah adanya dana dan donatur dari warga, mesjid bisa direnovasi hingga menjadi masjid yang cukup besar dan bisa menampung jamaah lebih banyal lagi. Dan dengan adanya kegiatan pengajian, mudah-mudahan warga bisa memanfaatkan masjid dengan baik dan terus semangat dalam mencari ilmu." Kata M.Y Shihabudin, Sabtu (26/11).

Pengajian anak-anak dimulai ba'da ashar 15.30-17-30, pengajian ibu-ibu setiap hari Selasa jam 13.00-15.00. Dan pada malam Jum'at selalu rutin diadakan yasinan untuk umum. Pada minggu ke-4 selalu diadakan istigosah yang salah satu acaranya adalah bacaan Salawat kepada Nabi, Tausiyah, tawasulan, dan doa bersama.

Reporter: Dede Kartika / KPI 3 A

Seminar Nasional: Pluralitas dan Minoritas dalam Konteks Kebangsaan

Info Kampus: Orientasi Mahasiswa Baru KPI (Ombak) UIN Bandung


Simulasi Aksi, bagian dari acara puncak PKM-OMBAK (Orientasi Mahasiswa Baru KPI) jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang diselenggarakan setiap tahun.
 
Reporter : Nazilatul Akmalia, KPI/3C

Masyarakat Cigending Hidupkan Kegiatan Keagamaan di Masjid Jami Al-Ashri

Mesjid jami Al-Ashri

Dakwahpos.com, Bandung- Mesjid jami Al-Ashri terletak di Jl Haruman Sari RT 02 RW 06 Kelurahan Cigending, Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung. Mesjid Al-Ashri ini dipimpin oleh bapa ustad Masruloh.

Berdirinya Mesjid Jami Al-Ashri ini pada tahun 1998, tanah yang di tempati mesjid jami Al-Ashri adalah tanah waqaf dari bapak Haji Yusuf  Supardi dan bapak Haji Dadang, untuk kepentingan masyarakat mendekatkan diri kepada Allah dan belajar tentang agama.

Mesjid ini didirikan oleh pa Asep Sulaeman, beliau juga pendiri pertama mesjid jami Al-Ashri, mesjid jami Al-Ashri ini dulunya berada di RT 04 namun sekarang mesjid di pindahkan ke RT 02, tanah yang sekarang ditempati mesjid jami Al-Ashri ini tanah yang dihibahkan dari bapak Haji Komar, bapak Haji Yusuf Supardi dan bapa Haji Dadang di bangun atas nama masyarakat bersama.

Masjid jami Al-Ashri ini dulunya masjid Al-Asri tanpa nama jami. Namun setelah ada donatur-donatur dari para bapak-bapak anggota dewan dari P3 (bapa Haji Yusuf Supard) ,anggota dewan PKS (bapa Haji Dadang beserta bapa Haji Komar) maka terbentuklah masjid jami Al-Ashri hingga sampai saat ini.

Masjid jami Al-Ashri selalu mengadakan kegiatan pengajian, diantaranya pada malam Jumat ba'da Maghrib yaitu pengajian jamaah campuran ibu-ibu hingga anak-anak, Jumat dan Selasa sore ba'da Ashar pengajian ibu-ibu sampai bada Maghrib.

Di samping bangunan mesjid jami Al-Ashri juga terdapat bangunan yang disebut Usto. Di bangunan ini sering diadakan pengajian khusus untuk para remaja dari tingkat SMP kelas 1 sampai kelas 3 dari ba'da Maghrib sampai ba'da Isya. Kegiatan rutin setiap harinya juga ada untuk anak-anak yaitu belajar  mengaji, seperti belajar Iqra, al-Quran, hadist, fiqih dan yang lainnya.

Pada hari besar Islam masjid jami Al-Ashri ini selalu ada kegiatan seperti di Isra Mi'raj dan Maulid Nabi suka ada tablig akbar, kalau acara satu Muharam seperti pawai obor, di bulan suci Ramadhan juga suka ada tadarus bersama bapak-bapak dan ibu-ibu sesudah shalat Subuh.

Reporter : Asti Nurasyiah KPI/3A

Meski Hujan Mengguyur, Kegiatan Mengaji di Masjid Al-Ashri Tetap Berlangsung.



Dakwahpos.com, Bandung – Pada saat ini cuaca sedang tidak menentu, hujan deras mengguyur kota Bandung, Jawa Barat. Sehingga banyak kegiatan masyarakat terganggu atau terhenti di karenakan hujan yang sangat besar. Namun di daerah Ujungberung tepatnya di kampung haruman kelurahan Cigending, jamaah masjid Al-Ashritidak menghentikan pengajian karena hujan.

Masjid Al-Ashri selalu mengadakan pengajian rutin dari mulai ibu-ibu sampai anak-anak, namun pengajian ibu-ibu hanya dilaksanakan pada hari selasa dan hari kamis malam jumat saja. Pengajian untuk anak-anak dilaksanakan setiap hari sesudah adzan maghrib sampai isya.

Pengajian anak-anak terus berlangsung meski hujan mengguyur pada sore itu, hujan tidak jadi halangan untuk anak-anak yang datang ke mesjid pada saat itu. Memang tidak banyak seperti biasanya anak-anak yang mengaji dari 40 anak yang sering mengaji, hanya beberapa saja yang datang untuk mengaji pada sore itu karena hujan.

Kegiatan pengajian anak-anak ini tetap dimulai dan dipimpin oleh seorang guru yang mengajar di masjid Al-Ashri bernama ustad Masruloh, beliau adalah salah satu guru pengajian anak-anak sekaligus DKM di
masjid Al-Ashri.

Metode yang di ajarkan kepada anak-anak menggunakan metode yang biasa, untuk materi atau pelajaran yang diajarkan kepada anak-anak yaitu: fiqih, hadist, sejarah islam , tajwid dan menghafal surat-surat pendek
dalam al-quran.

Reporter : Asti Nurasyiah, kpi 3A

Remaja Masjid Al-Warits Kurang Berkontribusi dalam Kegiatan Masjid

Jamaah Pengajian di masjid Al-Warits

Dakwahpos.com, Bandung- Aktivitas remaja di masjid Al-Warits mulai mengalami penurunan. Sangat jarang sekali anak remaja mengikuti kegiatan di masjid. Entoh Mulyana, Ketua DKM mengungkapkan hal tersebut ketika diwawancarai dakwahpos.com di teras  masjid Al-Warits, Kamis (27/10/2016).

Kegiatan-kegiatan masjid yang diadakan oleh ketua DKM  Al-Warits lebih banyak diikuti oleh para orang tua dan anak-anak. Hanya 5-10 remaja yang biasanya mengikuti kegiatan di masjid yakni pada malam Jumat saja. Padahal banyak anak remaja tetapi mereka lebih asik di dalam rumah dan di luar.

"Tidak ada aktivitas khusus remaja di masjid Al-Warits ini. Padahal banyak hal positif yang di dapat dari aktivitas remaja masjid. Memang berbeda dengan remaja zaman dahulu dan sekarang. Zaman dulu, anak remaja biasanya ramai di masjid, tetapi remaja zaman sekarang anak remaja malah lebih sering asik main, nonton TV, dan bukannya datang ke masjid malah datang ke warnet". kata Entoh Mulyana.

Menurut Entoh, seharusnya remaja itu menjadi tulang punggung Negara (penerus). Seharusnya dari sekarang anak remaja diisi dengan ilmu-ilmu agama, seridaknya mempunyai basic keimanan, akidah, sehingga kedepannya akan menjadi lebih baik lagi. Sangat disayangkan, seharusnya orang tua, pemerintah dan para ulama (ustad) mampu memperhatikan kehidupan anak remaja sekarang, dibekali dengan pendidikan agama". pungkas Entoh

Guna merangsang remaja untuk betah untuk melakukan aktivitas di masjid, pengurus masjid dan ulama setempat harus dapat menyediakan fasilitas yang nyaman dan menarik bagi anak remaja.

Reporter: Hikmatul Aeni, KPI/3B

Entoh: Warga Kurang Antusias Ikuti Kegiatan Keagamaan di Masjid Al-Warits


Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Al-Warits yang berlokasi di kampung Sekeburuy RT 01 RW 06 Desa Pasir Wangi Ujungberung yang diketuai oleh Entoh Mulyana ini setiap harinya selalu ramai dengan pengajian anak-anak disore hari dan juga kegiatan rutinan lainnya. 

Kegiatan yang diadakan oleh ketua DKM, diikuti oleh banyak orang dari warga sekitar dengan berbagai kegiatan dan usia yang berbeda,  tetapi memiliki permasalahan dalam mad'u dan dakwah. 

"Permasalahan mad'u yang saya temukan di masjid Al-Warits ini adalah kurangnya antuisiasme 
masyarakat sekitar masjid terhadap kegiatan keagamaan, terutama pemuda, kurangnya antusiasme anak-anak dan kesungguhan mereka dalam mengikuti kegaiatan kegamaan, kurangnya perhatian orangtua terhadap kegiatan anaknya selama mengikuti proses pembelajaran agama atau pengajian. Dan tidak ada regenerasi dikalangan remaja masjid". ujar Entoh, Kamis (27/10/2016).

Lebih jelas Entoh menjelaskan, kesadaran beragama masyarakat sekitar masjid Al-Warits tidak terlalu tinggi. Orangtua murid hanya memerhatikan kegiatan keagamaan anaknya dalam hal salat lima waktu, sedangkan dalam hal lainnya tidak. Contohnya: mengaji Al-Quran, mayoritas murid pengajian bacaan Al-Qurannya masih berada jauh dari taraf cukup. Jangankan Al-Quran, membaca Iqra' saja mereka masih banyak tidak lancar.

"Permasalahan dakwah juga saya temukan di masjid ini, diantaranya adalah tidak menggunakan metode dakwah yang inovatif, kurangnya metode dakwah yang digunakan, dan kurangnya respon kepada da'i, dikarenakan mad'u yang masih di bawah umur". pungkas Entoh

Reporter: Hikmatul Aeni, KPI/3B

Warga Kampung Warunggede Makmurkan Masjid Al-Khairiyah

Masjid jami' Al-Khairiyah

Dakwahpos.com, Bandung,- Masjid jami' Al-Khairiyah Kampung Warunggede Desa Cibiru Wetan RT. 01 RW.11  Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Masjid ini salah satu masjid yang banyak dikenal oleh banyak masyarakat sekitar Cileunyi khususnya daerah Cinunuk. Masjid Al-Khairiyah menjadi salah satu penggerak warga sekitar Sadang untuk medekatkan diri kepada Allah.

Kegiatan di masjid ini semakin bergema, seperti pengajian rutin bapak-bapak dan ibu-ibu berlangsung pada hari. Sabtu dan Minggu sekitar jam 13:00-15:00 WIB. Kemudian acara Istigasahan berlangsung pada hari Kamis, sekitar jam 19:30-21:00, dan kegiatan mengaji anak-anak dari jam 10:00-19:00.

"Berbeda sekali acara pengajian rutin bapak-bapak dengan ibu-ibu,  jamaah lebih banyak ibu-ibu yang jumlahnya bisa mencapai 60-70 orang setiap pertemuan, sedangkan bapak-bapak hanya sekitar 15 orang saja" ujar Muchsin Sabtu, (26/11/2016)

Masyarakat yang ada di sekitar mesjid Al-Khairiyah sangat mendukung dengan adanya kegiatan mesjid yang dilakukan oleh DKM. Mereka membantu proses kegiatan yang dijalankan oleh pengurus mesjid. "Masyarakat selalu memprioritaskan paling utama untuk menjaga kerukunan" ungkap Muchsin

Kas yang dimiliki masjid Al-Khairiyah sekitar 50 juta, namun itu akan di usahakan sebagai penggalang untuk memperluas kuburan masyarakat yang hampir menyempit. Dukungan masyarakat yang membantu memenuhi kebutuhan masjid selalu jadi sumber penguat  kedamaian dan kemakmuran paling utama.

"Ingin melihat kemakmuran dengan gairah keagamaan yang membara untuk membangun dan mengembangkan masyarakat agar bisa mengenal keagamaan yang luas" pungkas Muchsin 

Reporter: Anih Ai Aisyah, KPI/3A

Masjid Al-Ikhlas Didirikan untuk Kegiatan Keagamaan Masyarakat

Masjid Al-Ikhlas

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Al-Ikhlas beralamat di Jl. Manisi Gg. Bakti 5 rt04/rw09 Kec. Cibiru Kota Bandung. Masjid ini didirikan oleh Amas (Alm), seorang tokoh masyarakat.

"Masjid ini berdiri pada tahun 1987, dengan alasan di setiap kampung di daerah sini harus punya Masjid untuk kepentingan kegiatan kerohanian masyarakat setempat. Maka dari itu berdiri lah Masjid Al-Ikhlas ini." Ujar Idas Baehaqi, Ketua DKM Masjid Al-Ikhlas, saat ditemui di kediaman nya yang bersebelahan dengan Masjid.

Masjid ini didirikan untuk kepentingan kerohanian masyarakat setempat, beberapa kegiatan rutin yang ada di Masjid ini adalah pengajian anak – anak, yasinan setiap malam jum'at, dan pengajian ibu – ibu dihari minggu sore.

Kebutuhan untuk kelangsungan kegiatan di Masjid ini pun lengkap, baik buku-buku maupun perlengkapan elektronik seperti Toa, Mic, dan semacamnya tersedia.

"Sarana dan prasarana di Masjid ini pun lengkap, mulai dari Al-Qur'an beserta terjemahan nya, Iqra, sampai Kitab-kitab ada semua disini," jelasnya

Seluruh kegiatan di Masjid ini pun terlaksana karena adanya bantuan dana yang diperoleh dari Pemkot Bandung, dan sebagian besar didapat dari Swadaya masyarakat setempat.

Reporter:    Afif Hafidhuddin, KPI/3A

Jamaah Al-Khairiyah Rutin Selenggarakan Pengajian Mingguan

Masjid Al-Khairiyah

Dakwahpos.com, Bandung,- Dalam rangka menghidupkan masyarakat yang ada di lingkungan daerah Cinunuk, Masjid Al-Khairiyah selalu mengadakan pengajian rutin. Pengajian rutin ini menjadi kegiatan wajib bagi ibu-ibu yang berada di sekitar masjid Al-Khairiyah. Kegiatan pengajian ini biasanya diadakan setiap hari Sabtu bagi ibu-ibu dan minggu untuk bapak-bapak. 

Kegiatan pengajian rutinan ibu-ibu  ini biasanya dihadiri oleh jamaah sekitar 40-50 orang jamaah, bahkan sampai 60 orang. Namun berbeda pada saat acara pengajian rutinan bapak-bapak jamaah yang hadir hanya sekitar 15 orang saja.  Kegiatan pengajian ini berlangsung antara jam 13:00-15:00. 

Biasanya sebelum diisi oleh penceramah,  ibu-ibu selalu membacakan lantunan Shalawatan dan Nadham yang menjadi awal pembuka bagi penceramah. Sampai penceramah datang lantunan tersebut terus berlangsung. Masjid semakin bergema dan para jamaah semakin bertambah,  sampai semua sisi ruangan penuh di isi oleh jamaah pengajian. Sambil membacakan Shalawat  biasanya para jamaah sambil mengisi kotak amal sebagai sadaqah mereka kepada mesjid. 

Pengajian itu di pimpin oleh Imi yang  menjadi penceramah. Dengan tema pembahasan "Bulan-bulan dengan penuh  kebaikan dan haramnya untuk bermaksiat". Imi menjelaskan "Bulan yang sangat baik salah satunya adalah bulan Ramadhan, dan di setiap hari di bulan Ramadhan penuh dengan keberkahan dan kebaikan bagi para umat yang menjalankan kewajibannya dengan ikhlas dan menjauhi setiap larangan di bulan tersebut" ujar Imi  Sabtu, (26/11/16)

"Semakin orang banyak melakukan kebaikan maka pahala yang di dapat semakin bertambah pula. Kemudian hari yang membawa berkah bagi suami dan istri adalah hari Jum'at dimana ketika suaminya mendapat pahala dari shalat Jum'at sedangkan istri dapat menerimanya pula dari menyiapakn makanan untuk makan suaminya setelah shalat Jum'at, maka keduanya mendapatkan pahala yang imbang," sambung Imi.

Reporter: Anih Ai Aisyah, KPI/3A

Info Tokoh: Muhammad Riad



Muhammad Riad selaku marbot di masjid Asy-Syakuur. Mempunyai kepribadian yang humoris dan rajin dalam segala kebersihan masjid. Muhammad Riad pun menjadi seorang penceramah di masjid Asy-Syakuur.


Repoter : Nina haryani , KPI / VII / B

Shalat Berjamaah di Masjid Al-Husna Sepi

Masjid Al-Husna

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Al-Husna adalah salah satu Masjid yang ada di desa Cibiru Hilir Bandung. Masjid ini selalu mengadakan kegiatan shalat berjamaah.

Kebanyakan jamaah dari anak-anak dan sedikit dari kalangan orang tua. Hal ini dikarenakan kesibukan para orang tua yang mempunyai banyak kerjaan diluar, sehingga tidak shalat berjamaah di masjid.

Menurut Endang Miftahudin, ketua DKM Masjid Al-Husna walaupun jamaah sedikit dari kalangan orang tua tidak masalah. Namun untuk selalu memimpin masjid Al-Husna tidak pernah menyerah, karena ia lakukan semata-mata hanya karena Allah Swt. 

"Saya memaklumi dengan sedikitnya jamaah di Masjid Al-Husna ini. Mungkin karena mereka mempunyai kepentingan di luar, tetapi untuk kegiatan yang lainnya masyarakat sangat antusias dengan kegiatan tersebut," ungkapnya, Sabtu (26/11/16).

Walaupun jamaahnya sedikit tetapi dengan adanya kegiatan yang lain, seperti adanya Maulid Nabi dan kegiatan yasinan bersama masyarakatat selalu antusias dan berpartisipasi dengan kegiatan tersebut.

Reporter: Devia Munawaroh, KPI/3A

DKM Al-Husna Giatkan Pengajian Anak Setelah Maghrib

Pengajian di masjid Al-Husna

Dakwahpos.com, Bandung;-  Setiap ba'da magrib anak-anak desa Cibiru Hilir menghadiri pengajian di masjid Al-Husna, mereka mengkaji tentang ilmu agama. 

Rifqi Misbahudin merupakan pengajar di masjid Al-Husna, beliau adalah salah  seorang pengajar al-Quran yang di mulai sejak tahun 80-an setelah di pimpin oleh H. Endang Mitahudin.

Selain mengaji al-Quran Rifqi mengajarkan anak-anak tajwid, "agar anak-anak faham dan mengetahui hukum-hukum membaca al-Quran saya ajarkan mereka tajwid," ujar Rifqi, Jumat (25/11/16).

Selain itu pengajian dilengkapi kesenian alat musik qasidah, tujuannya agar anak-anak bisa lebih semangat untuk meningkatkan mengajinya. Selain pengajian dan kesenian yang mereka pelajari ada juga kegiatan muhadhoroh, kajian kitab fiqih, mujawwaz dan shalawat. Agar anak-anak bisa lebih percaya diri untuk tampil didepan umum. 

"Saya ajarkan mereka beberapa kegiatan yang saya adakan di pengajian ini. Agar nantinya anak-anak mampum mengembangkan bakat dan kemampuannya di depan umum," kata Rifqi. 

Reporter: Devia Munawaroh, KPI/3A

Syarif Mulyana, Donatur Pembangunan Masjid Al-Hikmah

Masjid Al-Hikmah


Dakwahpos. com, Bandung, – Masjid pertama yang dibangun di Komplek Pilar Utara adalah masjid Nur-Rohiba. Dulu kondisinya sempit dan tidak bisa menampung warga shalat berjamaah. Syarif Mulyana  salah seorang masyarakat berinisiatif membangun masjid tersebut menjadi lebih luas.

"Syarif Mulyana adalah donatur tunggal, sekitar 95% dana untuk masjid Al-Hikmah dari mulai tanah, pembebasan tanah, sampai bentuk bangunan dia yang  menyumbang dan selebihnya sumbangan dari swadaya masyarakat komplek pilar biru dan bantuan dari pemerintahan hanya sekali" ujar Rasman  (20/11/16).

Masjid Al-Hikmah dibangun pada tahun 2004. Masjid ini dibangun kurang  dari satu tahun, karna secara finensial tidak ada kendala jadi pembangunannya lancar dan cepat.  Masjid ini belum pernah direnovasi sejak awal pembanguan 2004.

Warga sekitar komplek Pilar Biru sangat mendukung pembangunan masjid Al-Hikmah, mereka turut membantu dengan kinerja mereka sebagai warga sekitar komplek. Masjid Al-Hikmah salah satu masjid yang memiliki lokasi yang memungkinkan untuk sebuah kegiatan keagamaan besar.

"Masjid ini terbesar di kecamatan Cileunyi dari masjid-masjid lainnya"  pungkas Sulfi.

Reporter : Ayu Seftiani, KPI/III/A

Info kampus : Free Film


 
Free Film, sebuah komunitas broadcasting yang didirikan mahasiswa jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung.

Rep. Indriany Aisyah Saleh/KPI3B

Info Masjid : Al - Muhajir Bumi Panyileukan


Masjid Al - Muhajir terletak di Perumahan Bumi Panyileukan Rt/Rw 02/02 Panyileukan, Cipadung Wetan.  Termasuk   masjid  yang tempatnya strategis dan nyaman untuk beribadah.

Rep. Indriany Aisyah Saleh/KPI3B

Jamaah Masjid Al-Amanatul Munawarroh Adakan Makan Gratis Usai Pengajian

Santriah saat makan bersama

Dakwahpos.com,Bandung- Selalu banyak keseruan di Masjid Al-Amanatul Munawarroh ini salah satunya makan-makan yang di siapkan oleh warga, sebelum acara makan-makan ini dimulai kita terlebih dahulu melaksanakan pengajian yasinan yang dilaksanakan setiap malam jum'at bukan hanya mengaji yasin saja kita juga melaksanakan do'a bersama.
"Yang mengikuti makan-makan, ngaji, dan do'a bersama ini bukan hanya para santri tapi wargapun ikut terlibambat baik ibu-ibu atau bapak-bapaknya tidak pernah terlewatkan, adanya kegiatan ini sangat di dukung warga sekitar,meski semua selalu sibuk dengan sejuta  kegiatannya mau ibu-ibu bapak-bapak atau para mahasiswa sekalipun (santri) tapi mereka tetap bisa meluangkan waktunya untuk mengikuti pengajian ini." ujar Ega, salahsatu santri  (24/11/16). 

Banyak  warga dan para santri  yang antusias mengikuti pengajian ini bukan karena makan gratis, tapi karena mereka mengikuti pengajian.

"Tapi kita juga  ingin mendapatkan pahala di malam sunat yaitu malam jum'at, karena tidak setiap malam kita bisa menyempatkan untuk mengikuti pengajian dan do'a bersama seperti ini," jelas Ega salah seorang Mahasiswa.

Reporter: Nida Azhari, KPI/3C

Ibu-Ibu Masjid Al-Ikhlas Rutin Adakah Pengajian Mingguan

Pengajian Pengajian Rutinan
Dakwahpos.com, Bandung-. Pengajian rutinan ibu-ibu majlis ta'lim di Masjid Al-Ikhlas Ciporeat Rt/Rw 02/08, dilakukan pada setiap Hari Selasa dimulai dari jam 13.00-15.00 WIB. Semangat ibu-ibu dalam mengaji tidak pernah padam, usia tidak menghalangi mereka untuk mengikuti kegiatan tersebut dan pengajian tersebut dibimbing seorang ustad yang berada didaerah itu sendiri  ataupun ustad dari luar yang disarankan oleh ketua DKM (Dewan Keluarga Masjid).

Kegiatan rutinan pengajian mingguan ini, sudah berlangsung selama beberapa tahun lamanya, hingga sampai sekarang masih dilakukan. Tujuan pengajian selain untuk mencari ilmu agama, juga untuk menjaga silaturahim sesama warga agar hubungan tetap terjalin dengan baik dan hidup dengan rukun.

"Alhamdulillah ibu-ibu selalu semangat dalam melakukan pengajian sampai sekarang, walaupun diantara mereka ada yang jarak dari rumah ke masjid jauh tapi mereka tetap pergi untuk mencari ilmu, dan mudah-mudahan semangat mereka terus sampai seterusnya " Ujar Ibu Ida Rosidah salah satu ibu-ibu pengajian, Selasa (22/11).

Dalam pengajian ini, sebelum seorang ustad datang ke masjid untuk memberikan materinya, ibu-ibu selalu mengaji terlebih dahulu dan bersalawat kepada Nabi, Tawasulan bersama dengan dibimbing oleh ibu DKM.

Ketika ustad sedang menyampaikan materinya, ibu-ibu dengan senantiasa mendengarkan ceramahnya hingga selesai. Di akhir acara, ibu-ibu saling bersalaman sambil meninggalkan masjid dengan diiringi bacaan salawat.

Penulis : Dede Kartika, KPI/3A

Ciptakan Masjid Asri, DKM An-Nur Manfaatkan Lahan Kosong

Memanfaatkan Lahan yang Ada Sebaik Mungkin


Tanaman hasil pengajar TK-I di Masjid Jami An-Nur

Dakwahpos.com, Bandung- Kegiatan beribadah tentunya menjadi kewajiban kita semua sebagai umat Islam. Dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Tentunya tempat beribadahpun sangatlah berpengaruh terhadap kegiatan shalat berjamaah dan kegiatan lainnya. Salah satu contonya warga sekitar khususnya pengajar dan ibu-ibu pengajian senang bercocok tanam.

"Memanfaatkan waktu luang sering kali dijadikan kegitan tidak hanya kegiatan pengajian saja tetapi bertanam. Lahan tidak menjadi alasan karena dapat juga ditanam di dinding buatan". Jelas Lia dakwahpos.com, Minggu  07 November 2016.

Masjid yang kerap disapa dengan sebutan Jami An-Nur ini memang sudah terbiasa dengan kegiatan shalat berjamaah pada setiap waktu solat. Sehabis solat maghrib dilanjut dengan kegiatan mengaji oleh anak-anak sampai waktu Isya.

"Kegiatan lainnya sering juga diadakan setiap hari libur baik warga maupun pengurus masjid yaitu menanam atau memanfaatkan lahan yang ada agar masjid terlihat asri ". Tambahnya kepada dakwahpos.com, Minggu  07 November 2016.



Reporter: Pramita/KPI/3C

Alfin: Membersihkan Masjid Kewajiban Setiap Jamaah

Kebersihan Masjid Jami An-Nur terjaga
Dakwahpos.com, Bandung- Kebersihan adalah sebagian dari iman, maka tak heran jika tempat ibadah hendaklah selalu bersih. Justru aneh jika tempat beribadah tampak kotor. sebagai umat Islam yang sering beribadah di masjid kita harus sadar akan kebersihan ini.

Sebuah Masjid Jami yang beralamat di Rt 05 Rw 01 Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung selalu asri dan nyaman. Kebersihan disana juga terjaga dengan baik.

"Meski tidak adanya jadwal piket atau petugas kebersihan yang resmi saya sebagai warga yang paling dekat dengan masjid merasa sayang dan mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap kebersihan masjid bahkan kewajiban setiap umat". Jelas Alfin dakwahpos.com, Selasa 02 November 2016.

Selain tempat beribadah masjid ini juga menjadi sarana sosial antara satu warga dengan warga lainnya. Jika kenyamanan masjid masih kurang maka respon warga pun kurang terhadap segala kegiatan yang bersangkutan dengan masjid.

"Walaupun saya hanya sebagai guru mengaji anak-anak ketika pengajian berlangsung tetapi saya juga lebih senang menghabiskan waktu atau berkumpul bersama anak-anak sebelum shalat berjamaah sekedar bermain dan mengajarkan yang saya bisa dan bermanfaat". Jelasnya kepada dakwahpos.com, Selasa (2/11/2016).

Reporter: Pramita/KPI/3C


Fasilitas Bermain Terbatas, Siswa TK-I Masjid Jami An-Nur Tetap Semangat

Fasilitas bermain TK-I masjid Jami An-Nur

Dakwahpos.com, Bandung- Setiap masjid pasti memiliki kegiatan belajar mengajar. Begitupun di salah satu masjid Jami An-Nur yang terletak di Jalan Cilengkrang Rt 05 Rw 01 Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.Masjid yang dikenal dengan Jami An-Nur ini terkenal di kalangan masyarakat setempat, memiliki Taman Kanak-Kanak Islam dengan berbagai kegiatan di dalamnya.

"Memiliki anak didik itu memang seru dan sangat menyenangkan. Bukan hanya murid tetapi anak-anak disini sudah saya anggap anak sendiri". Terang Lina (43) dakwahpos.com, Selasa 25 Oktober 2016.

Taman Kanak-Kanak Islam ini memang secara tempat kurang memungkinkan namun anak-anak disini sudah nyaman dan menyukai segala kegiatan di dalamnya.

"Jika masalah tempat memang kami kurang menyediakan karena pasalnya Taman Kanak-Kanak Islam ini sebetulnya hanya didirikan atas permintaan dari beberapa warga saja jadi hanya lataran seadanya saja ketika anak-anak ingin bermain tapi mereka tetap semangat dan bersungguh-sungguh ketika pembelajaran berlangsung". Terang Lina (43) dakwahpos.com, Selasa 25 Oktober 2016.

Reporter: Pramita/KPI/3C

Diskusi Pers Mahasiswa Inkubator Jurnalis

Kegiatan Mssjid Al-Isti Qomah Satukan Masyarakat


Dakwahpos.com , Bandung – Masjid Al-Isti Qomah merupakan salah satu mesjid jami yang berada di Jalan haji Idris RT 01 Rw 05 Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan. Masjid yang telah berdiri sejak tahun 1985 ini telah banyak melakukan renovasi sehingga saat ini telah menjadi mesjid jami yang berdiri kokoh.

Berbagai kegiatan pun dilaksanakan di masjid Al-Isti Qomah tersebut. Mulai dari kegiatan pengajian ibu-ibu, bapak-bapak sampai anak-anak. Selain merupakan kegiatan positif kegiatan tersebut juga sebagai ajang pemersatu dan penyalur ilmu antar umat islam dan masyarakat sekitar.

"Kalau pengajian dan ceramah itu campur dari jamaah masjid lain gantian terus muter. Misal kalau di sini senin sore selasa nanti di masjid sana jadi gak setiap hari disini, bergiliran," Ucap DKM masjid Al-Isti Qomah, Iskandar Dahlan, Selasa (26/11/2016)

Selain kegiatan pengajian ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak. Di masjid ini juga sering diadakan kegiatan pada hari-hari besar Islam yang ditentukan berdasarkan peringatan hari besar islam apa yang sedang diperingati. 

Tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat sekitar juga turut berkonstribusi dalam berlangsungnya kegiatan-kegiatan di masjid tersebut. "Mereka memberi bantuan serelanya missal makanan dan tenaga." Ucap Iskandar.

Masjid Al-Isti Qomah secara tidak langsung mampu menjadi sarana pemersatu masyarakat sekitar dan umat muslim melalui kegiatan-kegiatan positif yang berlangsung di masjid tersebut.

Reporter:  Ayu Kania KPI/3A

Diskusi: Meningkatkan Daya Saing Bangsa Melalui Pendidikan dan Ekonomi Kreatif

Info Kampus: Lembaga Seni Lukis dan Kaligrafi (LSLK) UIN Bandung


Reporter: Noval As-Shidiqi, KPI/3C

Info Masjid: At-Taqwa Cibiru


Reporter: Noval As-Shidiqi, KPI/3C

Info Tokoh: Ustad Asep


Reporter: Noval As-Shidiqi, KPI/3C

Meski Santri Sedikit, Mesjid Darul Ulum Tetap Adakan Pengajian Anak

Kegiatan pengajian anak-anak di mesjid Darul Ulum
Dakwahpos.com, Bandung - Mesjid Darul Ulum tidak hanya digunakan untuk beribadah sehari-hari oleh masyarakat sekitar. Tetapi juga digunakan dalam kegiatan keagamaan lain, seperti pengajian. Mesjid Darul Ulum mengadakan pengajian untuk anak anak dan juga untuk dewasa. Pengajian untuk anak-anak dilaksanakan hampir setiap hari sesudah adzan maghrib dan untuk pengajian dewasa yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu dilaksanakan hari Rabu dan Jumat.

Untuk pengajian anak-anak pada awalnya banyak yang mengikuti, tetapi karena semakin tinggi jenjang pendidikan anak-anak yang disibukkan dengan kegiatan sekolah, siswa di pengajian menjadi berkurang. Hanya tersisa sekitar 20 orang dengan satu guru yang mengajar mengaji. Awalnya juga untuk guru lebih dari satu, lama kelamaan ada guru yang mengajar ngaji di rumahnya dan tidak di mesjid sehingga hanya menyisakan satu orang.

"Awalnya banyak, dari sekitar 70 orang sekarang menyusut, ada 20 orang." Ucap H. Athe Supriatna, (Sabtu 8/10)

Seorang guru yang mengajar di mesjid Darul Ulum bernama Ustad Nana Abdullah. Beliau adalah guru tetap yang mengajar di mesjid Darul Ulum. Metode pengajaran mengaji untuk anak-anak dengan metode yang biasa. Walaupun begitu pengajian untuk anak-anak tetap berjalan hingga kini.
 
Kegiatan pengajian untuk anak-anak ini berlangsung sesudah Maghrib sampai Isya. Anak-anak diajarkan untuk membaca Al-quran serta mata pelajaran lain seperti tajwid. Guru yang mengajar, berasal dari Tasikmalaya tetapi tinggal di sekitar lingkungan mesjid. Walaupun bukan penduduk asli, tetapi masyarakat sudah menganggap seperti warga sendiri dan dijadikan guru tetap di Mesjid Darul Ulum.

Penulis : Damar Retno Dhyanti/KPI 3A

Rayakan Milad, Masjid Miftahus Sa'adah Dapat Hadiah Mimbar

Tempat Mimbar Masjid Jami Miftahus Sa'adah
Mimbar, Hadiah Milad Masjid Ke 33



Dakwahpos.com, Bandung - Warga kampung Dangdeur setiap tahunnya mengumpulkan uang dalam satu agenda penting yakni pada waktu milad masjid Miftahus Sa'adah. Karena tanggal dan bulan didirikannya masjid ambigu, maka para warga sepakat untuk mengadakan acara milad tepat setiap tanggal tahun baru Hijriyah.

"Pada tahun baru Hijriyah yang terakhir diselenggarakan, saya dan para warga sekitar membeli suatu barang yang sekiranya berguna dan saat ini lebih diperlukan masjid.

Sama halnya dengan tahun lalu, kami juga melakukan hal yang sama untuk hadiah masjid. Hanya saja bentuk barangnya yang berbeda-beda" ungkap Istiyani, Sabtu (25/11/2016).

Kebiasaan ini turun temurun dari awal berdirinya Masjid Miftahus Sa'adah, belum pernah sekalipun dilewatkan momen perayaan tahun baru Hijriyah yang bersamaan dengan milad masjid. Dengan demikian setiap tahunnya selalu ada barang baru untuk keperluan masjid sebagai bentuk hadiah dan kenang-kenangan dari warga sekitar, sekalipun hanya acara tasyakuran kecil maupun tasyakuran yang diusung secara besar-besaran.

"Untuk tahun ini para warga mengusulkan membeli tempat mimbar, dikarenakan tempat mimbar sebelumnya sudah tidak bagus. Maka kami sepakat untuk menghadiahkan mimbar baru untuk milad masjid Miftahus Sa'adah yang ke 33 tahun," pungkasnya.

Reporter: Nurah Nurhayati KPI 3/C

Masjid Al-Mubarok Rutin Adakan Tilawatil Qur’an

Tilawatil Qur'an Masjid Al-Mubarok



Dakwahpos.com, Bandung- Masjid AL-Mubarok rutin melaksanakan  pengembangan tilawatil Qur'an setiap sabtu malam setelah shalat maghrib sampai dengan pukul 21.00 malam. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengisi kekosongan waktu para santri. Bukan hanya para santri, masyarakat sekitar pun diperbolehkan mengikuti kegiatan ini.

"Pengajian tilawatil qur'an ini, rutin dilaksanakan setiap sabtu malam untuk mengisi kekosongan waktu para santri. supaya tidak menyia-nyiakan waktu kosong di malam minggu karena tidak ada jadwal kegiatan KBM. tilawatil qur'an ini bukan hanya diikuti oleh para santri saja,melainakan masyarakat sekitarpun sudah banyak yang sering mengikuti kegiatan ini." jelas Annisa, seorang  santri, Rabu (24/11/2016).

Kegiatan ini sudah jelas dipimpin oleh seorang yang sudah ahli dalam hal tilawatil qur'an. namun terkadang pemimpin tilawah qur'an berhalangan hadir untuk mengajar. oleh karena itu para santri lah yang menggantikannya tetapi yang sudah memiliki keahlian yang cukup.

''Mengajar tilawatil qur'an ini bukannlah hal yang gampang. karena tidak semua santri memiliki kemampuan dalam bidang ini, maka secara perlahan saya melatih sesuai dengan potensi yang dimiliki mereka masing-masing.'' jelas Riyan, guru pengganti.

Metode tilawatil qur'an ini adalah bermain sistem tunjuk. agar para santri lebih berani dan percaya diri dalam mengembangkan potensi yang tersembunyi pada diri mereka masing-masing.

Reporter: Riefka Annisa M.N/KPI III C


Juju Muslimah Pimpin Majelis Ta'lim Masjid Al-Mubarok

Juju Muslimah, Ketua Majelis ta'lim Masjid Al-Mubarok


Dakwahpos.com, Bandung- Hj Juju Muslimah, tokoh yang berperan dalam pengajian Majelis ta'lim ibu-ibu Masjid Al-Mubarok Cibiru Hilir Bandung. Istri dari Ketua  DKM Masjid Al-Mubarok ini dipercaya oleh para jamaah untuk menjadi ketua pengajian masjid tersebut. Lebih dari 6 tahun Juju dipercaya menjadi ketua pengajian. Beliau mengatur kegiatan pengajian mulai dari tempat, makanan, ustadz dan yang lainnya.

Orang yang asli kelahiran Bandung ini mempunyai tiga anak, yang  pertama sudah sarjana, kedua masih sekolah SMA dan paling bungsu saat ini duduk di bangku SD kelas 6. Selain tokoh pengajian majlis ta'lim masjid Al-Mubarok aktivitasnya adalah menjadi ibu rumah tangga.

"Beliau sangat ramah, mudah bergaul dan tidak sombong. Apabila ada tetangga atau jamaah yang sedang sakit atau kesusahan bellau tak pernah segan untuk membantunya.Karena itulah para jamaah mempercayainya menjadi ketua," ungkap salah satu jamaah Jum'at (15/11).

Sikapnya yang sangat ramah dan dapat dipercaya menjadikan pengajian majelis ta'lim Masjid Al-Mubarok yang dipimpinnya sangat maju.

Reporter: Riefka Annisa, KPI/III/C





Masjid Ilaa Khairu Ummah Miliki Muammir

Undang Muammir Masjid Ilaa Khairu Ummah


Dakwahpos.com, Bandung- Jika seorang marbot hanya sekedar mengurus masjid, maka masjid ini memiliki Muammir, atau biasa disebut Ammi, yaitu seseorang yang memakmurkan masjid, bukan hanya sekedar mengurus saja.

"Kita itu bukan marbot ya, karna marbot itu sekedar hanya mengepel masjid, tapi kita Muammir, untuk jadi Muammir itu harus berkeyakinan dan memiliki niat yang tulus" ujar Undang, seorang mahasiswa sekaligus Muammir masjid ini.

Setiap tahunnya, masjid yang sudah berdiri dari tahun 90-an ini memiliki generasi-generasi baru untuk menjadi Muammir. Biasanya setiap generasi memiliki kelebihannya masing-masing, seperti beberapa tahun lalu, seorang Ammi yang menjadi pelopor Diniyyah Ta'limiyyah (DTA) di daerah Cibiru.

Masjid Ilaa Khairu Ummah memiliki Muammir-Muammir yang terdiri dari para mahasiswa. Untuk menjadi seorang Muammir tidaklah mudah, ia haruslah memiliki kriteria-kriteria yang sesuai, seperti memenuhi syarat-syarat yang sudah ditetapkan. Muammir di masjid ini bukan hanya sekedar bersih-bersih, ia pun wajib mengajar ngaji, dan terjun ke masyarakat. 

Reporter: Nursyifa Fauziah, KPI/3C

Info Masjid : Jami' Ilaa Khairu Ummah Pasir Biru


Masjid Ilaa Khairu Ummah adalah masjid yang terletak di jalan Kosambi kecamatan Pasir Biru, Bandung. Masjid ini merupakan masjid pergerakan dakwah yang aktif dilakukan walaupun memiliki kondisi bangunan 
yang belum sempurna.

Reporter: Nursyfa Fauziah KPI/3C

Info Tokoh : Diki Mulyana



Diki Mulyana, S.Pd.I adalah seorang Muammir di Masjid Jami' Ilaa Khairu Ummah, Cibiru Bandung. beliau adalah alumni UIN SGD Bandung, dan sekarang bekerja sebagai guru di SD Bintang  Madani, Arcamanik Bandung.
Reporter: Nursyifa Fauziah KPI/3C

Perbaiki Gorong-gorong Penyebab Banjir


Oleh : Citra Nurjanah 

Banjir menjadi salah satu masalah serius ketika musim hujan tiba. Bencana banjir menjadi salah satu bencana yang popular sejak awal tahun 2007 , salah satu penyebab terjadinya banjir selama ini adalah gorong-gorong yang fungsinya itu untuk membawa aliran air (irigasi) melewati bawah jalan tapi  karena gorong-gorong yang terlalu kecil menyebabkan air tidak bisa mengalir dalam jumlah banyak, menjadikan air meluap ke jalan ditambah tumpukan sampah yang biasanya menumpuk menjadikan air tersumbat dan meluap.

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan  sangatlah minim, banyak ditemukan masyarakat yang seenaknya membuang sampah ke gorong-gorong seperti sampah Styrofoam/plastic yang di gunakan untuk pembungkus makanan ini selalu menumpuk di gorong-gorong yang menyebabkan air meluap ke jalanan dan akhiernya menyababkan banjir.
Jika melihat pada hari ini, pemerintah sedang gencar-gencarnya memperbesar gorong-gorong yang sebelumnya di anggap tidak bisa menampung air dalam jumlah banyak. Belum lama ini banjir di daerah Pagarsih (Pasteur) membuat semua orang kaget, karena ketinggian air yang meluap sampai ke jalan tol dan bisa menyeret satu unit mobil, setelah di telusuri ternyata saluran pembuangan air / gorong-gorong di daerah pagarsih yang di dapati banyak rumah yang pembangunannya melanggar regulasi karena mempersempit jalan air sampai 50% , yang ujungnya air tidak tertampung dan ketika hujan turun menyebabkan banjir.

Pada tahun ini pemerintah Bandung memperlebar dan memperbaiki gorong-gorong berbarengan dengan perbaikan trotoar untuk mengurangi banjir di seluruh wilayah kota Bandung. Tahun 2016 saja ada 19 ruas jalan yang diperbaiki gorong-gorongnya, dan akan dilakukan di tahun berikutnya karena keterbatasan APBD.

Dengan demikian kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan harus lebih di tingkatakan, serta mematuhi peraturan yang telah di buat oleh pemerintah, gorong-gorong menjadi salah satu poin penting ketika banjir, karena jika hujan melanda maka gorong-gorong lah yang akan menampung aliran air.

Penulis, mahasiswa KPI UIN Bandung

Masjid Ilaa Khairu Ummah Pelopor Diniyyah Ta’limiyyah di Cibiru

Masjid Ilaa Khairu Ummah

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Ilaa Khairu Ummah adalah pusat Diniyyah Ta'limiyyah atau biasa disingkat dengan DTA di daerah Cibiru. Kajian ini dipelopori oleh ammi masjid dari tanah yang diwakafkan ini.

Salah seorang ammi Masjid, Agam menuturkan bahwa dari generasi ke generasi ammi masjid ini memiliki kelebihannya masing-masing. Dan salah satu generasi dari empat tahun yang lalu itu mempelopori kajian DTA di daerah Cibiru.

Masjid ini menjadi pusat, karena sebelumnya di daerah Cibiru, kajian DTA belum Dinamis, dan jarang di akui keberadaannya. Hingga banyak anak-anak dari daerah lain datang untuk mengaji DTA ke masjid ini.

"Dulu itu, anak-anak dari Cipadung ke sini ngajinya, dan selalu penuh hingga beratus-ratus" tutur Agam.

Karena jumlah murid yang mengaji disana telah melebihi batasnya, akhirnya seorang ammi menggagas untuk membuat pengajian DTA di Cibiru, hingga akhirnya DTA ini merata di beberapa masjid.

Reporter: Nursyifa Fauziah, KPI/3C

Warga Panyileukan Ubah Bak Sampah Jadi Masjid Al-Hasan III

Masjid Al-Hasan III

Dakwahpos.com, Bandung - Masjid Al-Hasan III  yang berada di Blok. L No.6 Rt 01 Rw.11 Kec. Panyileukan berdiri sejak tahun 1985 ini dulu adalah bak sampah yang sekarang berubah menjadi masjid. (25/11/2016)

Ketidaknyamanan masyarakat terhadap sampah yang terus menumpuk, masyarakat pun berinisiatif untuk di bangun sebuah  mushola yang kemudian di perluas menjadi masjid.

"Masjid ini merupakan wakap dari developer, developer itu nama perumahan ini yang kebetulan pendiri masjidnya itu bernama Pa Hasan sehingga nama masjidnya pun Al-Hasan, yang sebelumnya adalah bak sampah lalu dibangunlah masjid seperti sekarang" ujar DKM masjid Al-Hasan III.

"Setelah masjid ini dibangun dan diperluas alhamdulillah masjid kini telah dipakai solat Jum'at, Idul Fitri, Idul Adha dll. yang bisa mencakup 3 RW" tambahnya.

Kini masjid Al-Hasan III telah menjadi masjid yang nyaman dan bersih yang bisa menampung jamaah hingga 700 orang.

Reporter : Citra Nurjanah / KPI / 3A

Cici Suhendar : Anak-anak Wajib Mengaji Setelah Solat Ashar - Isya

Masjid Al-Hasan III
Dakwahpos.com, Bandung – DKM Masjid Al-Hasan III Cici Suhendar  mewajibkan anak-anak untuk mengaji setelah solat Ashar – solat Isya, (26/11/2016)

Selain mengaji anak-anak pun di berikan materi tambahan tentang dasar keagamaan, agar tidak mengalami kebosanan dan mengetahui dasar-dasar agama.

"Materi yang di berikan seperti membaca iqra, Aqidah, Fiqih, membaca Al-Quran, kurikulum kita di bagi dua, ada kurikulum diniyyah dari departemen Agama yaitu Kemenag ada kurikulum dari BKPRMI" ujar Cici Suhendar

"Jadi hafalan surat pendek, pajang dan ayat-ayat pilihan itu dari BKPRMI, sedangkan fiqih, aqidah, sejarah, B.Arab itu materi dari Kemenag" tambahnya.

Pengajar lulusan dari UIN, UNISBA, ikut berpartisipasi mengajarkan anak-anak mengaji setiap harinya, begitupun dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan keagamaan diperbolehkan mengajarkan ngaji anak-anak di masjid Al-Hasan III.


Reporter : Citra Nurjanah /KPI/3A

Lomba Pemilihan Wajah Bunda Islami Jawa Barat 2016


Talkshow Funding Strategy for Your Crative Business SBM ITB

Seminar Pesta Wirausaha Garut


Training Barista peracikan dan Niaga Kopi


Lomba Menghafal Surat Ar-Rahman


Lomba Desain Nusantara

Seminar
© Vokaloka 2023