Pelatihan Thallasemia Dapat Respon Positif Peserta



Dakwahpos.com, Bandung- Pelatihan Thalassemia yang diselenggarakan oleh Ambar, dosen Psikologi UIN Bandung bekerjasama dengan LP2M  UIN Bandung mendapatkan respon positif dari para peserta.

Pelatihan Thalassemia ini baru pertama kali di selenggarakan sebagi bentuk pengabdian dosen terhadap masyarakat. Seminar pelatihan ini berlangsung selama dua hari, 29-30 oktober 2016. Pelatihan hari kemarin, Ahad (30/10) membahas tentang makanan yang baik untuk para pengidap penyakit thalassemia. Para peserta yang merupakan orang tua penyandang Thalessemia terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka kemudian bergabung dalam tim Sosialisasi yang diberi nama " Memutus Mata Rantai Thalassemia".

Menurut Sri, salah seorang peserta, pelatihan ini sangat bagus karena dapat membantunya dalam menjaga anaknya yang juga mengidap Thalassemia.

Ambar memberikan semangat untuk semakin sabar menghadapi
dan menerima semuanya. Karena tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya kecuali penyakit tua.

Pada Awalnya Sri sering mendatangi pusat pengobatan tradisonal. Namun sekarang, ia mulai terbuka melakukan pengobatan medis tanpa meninggalkan pengobatan tradisional. Semua itu, ungkapnya, dilakukan semata untuk kesembuhan sang putra tercinta

"Anak saya dari usia 4 tahun menderita Thalassemia. Sekarang usia anak saya sudah 15 tahun. Saya selau mengatur tranfusinya dengan baik. Dan besok saya juga akan mengajak anak saya untuk menghadiri pelatihan ini, agar anak saya mengetahui lagi tentang apa yang baik untuknya," ungkap Sri.

Lebih lanjut Sri mengungkapkan, ia sangat senang dengan adanya pelatihan ini. Ia menjadi perhatian dalam menjaga asupan makanan dan mengurangi kegiatan untuk transfusi. Hal itu dibuktikannya dengan memesan penyedap rasa yang diracik sendiri oleh Ambar. Meski harganya terbilang mahal dibanding penyedap rasa yang dijual eceran namun Sri tetap membelinya. "Demi kesehatan harga mahal bukanlah masalah," ucapnya.

"Saat saya mengetahui bahwa anak saya dinyatakan positif Thalassemia, dunia ini sekan- akan runtuh. Saya berpikir mengapa harus saya. Saya juga melakukan berbagi macam pengobatan dan pergi ke sana ke mari, bahkan sampai melakukan pengobatan yang tidak masuk akal yaitu memindahkan penyakit anak saya kepada kambing, namun sekarang Allahmdulillahnya anak saya pun sudah menerima kondisinya," pungkasnya.

Reporter : Meri Astuti KPI/3C
Editor: Uwes Fatoni

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023