Mutiara Jais Raih Duta Motivator Jawa Barat

Mutiara Jais, Duta Mahasiswi UIN Bandung (Foto: LPM Suaka)
Dakwahpos.com, Bandung,- Mutiara Jais, atau akrab disapa Rara yang merupakan mahasiswi UIN Bandung jurusan Bimbingan Konseling Islam angkatan 2014 memiliki segudang prestasi yang patut dibanggakan.

“Duta Mahasiswa bukan tentang slempang yang dikenakan, tetapi tentang tanggung jawab yang harus ditunaikan” ujar wanita berparas cantik ini saat dihubungi via Blackberry Messenger, Jum’at, (19/08/2016).

Bermula dari keikutsertaannya dalam dalam Organisasi Intra Jurusan bernama Pusat informasi konseling mahasiswa (PIKMA) Fakultas Dakwah dan Komunikasi, ia memulai karirnya sebagai seorang duta. Setiap tahunnya, PIKMA selalu mengirimkan delegasinya untuk mengikuti ajang pemilihan Duta Mahasiswa GenRe (Generasi Berencana), dan pada tahun 2015, PIKMA mengirimkan Mutiaa Jais dan beberapa rekannya sebagai Delegasi. Pada awalnya, mahasiswi kelahiran Jakarta ini merasa tidak percaya diri.

“Awalnya saya merasa tidak percaya diri karena saat itu yang menjadi delegasi adalah wanita-wanita cantik yang badannya tinggi semampai, putih dan enak dipandang, tapi tidak dengan saya” kenangnya.

Hari-hari karantina ia jalani dengan sangat baik, walaupun pada hari pertama ia sempat merasa tidak yakin, namun pada hai berikutnya ia mulai bisa menyesuaikan dan karantina berjalan dengan sempurna. Dan ia pun merasa percaya diri untuk bisa memenangkat ajang pemilihan duta mahasiswa di tingkat kota Bandung ini.

“Saya cukup percaya diri untuk masuk 3 besar, karena jumlah peserta yang tidak banyak dan materi yang sudah saya kuasai sejak SMP saya rasa cukup untuk menjadi modal saya maju menjadi pemenang tiga besar” ungkapnya.

Saat grand final, ia memilih untuk melakukan story telling saat unjuk kabisa dengan waktu latihan yang kurang lebih hanya 10 hari. Dan setelah melewati beberapa sesi, Mutiara Jais berhasil menjadi juara satu Duta Mahasiswa tingkat kota Bandung dan mewakili Bandung ke tingkat Jawa Barat. “saat grand final mulai dari tanya jawab, sesi presentasi, dan penampilan bakat, dewan juri memilih saya sebagai Juara 1 Kota Bandung yang akan mewakili ke tingkat Jawa Barat.”

Selama masa perjalanannya menuju pemenang, tentu saja banyak saingan yang membayanginya. Saat di tingkat Bandung yang menurutnya saingan paling berat yaitu saingan dari Telkom University, Venita Astrio. Dan saat di tingkat Jawa Barat, ada 27 kota dan kabupaten yang ikut serta dalam ajang pemilihan ini, dan ia merasa semuanya adalah saingan terberatnya saat di Jawa Barat.

Saat pemilihan di tingkat Jawa Barat, tidak jauh berbeda dengan tingkat Bandung, namun ada tambahan yaitu table manner, diskusi kelompok, dan penilaian kamar tidur. Sesuai dengan cita-citanya sejak sekolah dasar yaitu menjadi seorang motivator, mahasiswi UIN Bandung ini pun  berhasil menjadi Duta Motivator Jawa Barat tahun 2015.

“Sejak SD saya bercita-cita untuk menjadi motivator dan Pusat Informasi Konseling membawa saya ke dunia yang saya impikan dengan terpilihnya saya sebagai Duta Motivator Jawa Barat tahun 2015”, ucapnya.

Ia meyakini bahwa duta mahasiswa adalah bukan hanya tentang seberapa terkenal kita, tetapi seberapa besar pengaruh kita dalam perubahan dilingkungan tempat kita berada demi mewujudkan mimpi-mimpi Indonesia memiliki remaja yang berkarakter. Ia pun berharap calon duta mahasiswa lainnya adalah sosok yang bisa menjadi teladan baik dalam hal akademis maupun non akademis.

“Harapan untuk Duta selanjutnya adalah sosok yang bisa menjadi teladan baik dalam hal akademis maupun akademis. Duta yang bukan hanya ingin diperlakukan ekskusif karena gelar yang ia raih tetapi duta yang bisa memperlakukan seluruh remaja secara eksklusif. Duta yang bisa bermanfaat untuk orang banyak dan dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam menjalankan amanah yang telah diberikan oleh pemerintah” pungkasnya.

Reporter: Zantina Isaura Kirana

Ratu Nadhirah: Bahasa Inggris Perbesar Peluang Mahasiswi UIN Bandung Raih Prestasi


Ratu Mahasiswi UIN Bandung asik bermain salju, di Amerika  dok. Facebook Ratu Nadhir
Dakwahpos.com, Bandung — Ratu Nadhirah (21), mahasiswi UIN Bandung wajahnya tampak sumringah. Ia begitu senang karena bahasa Inggris berhasil membawanya pergi jauh ke Amerika. Berawal dari kecitaannya sewaktu kecil, ia memanfaatkan kegemarannya berbahasa itu dalam berbagai kegiatan. Bahasa Inggris menurutnya telah membuat dia lebih mudah menjalankan segala aktifitasnya.

“Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional yang emang udah selayaknya berkedudukan sangat penting,” kata Ratu ketika menanggapi betapa pentingnya berbahasa Inggris Sabtu, (23/07/16). Bahasa Inggris adalah bahasa global dan digunakan di hampir seluruh penjuru dunia.

Sejak kecil, mahasiswi jurusan Bahasa Sastra Inggris 2014 ini memang sudah mencintai bahasa inggris. Kecintaannya ini membuat Ratu mendapat kesempatan untuk pertukaran pelajar ke Amerika tahun 2012-2013 dalam program Kennedy-Lugar YES (Youth Exchange and Study). “iya kan pertama emang dari kecil suka banget sama bahasa inggris, nah terus kebukti bisa bawa aku sampe Amerika,” ujarnya.

Selama masa perkuliahannya, anak kesatu dari tiga bersaudara ini mendapat IP rata-rata diatas 3,7.

Dengan pestasi yang didapat oleh Ratu dalam perkuliahannya, kali ini dirinya tengah disibukan mengurus beasiswa tahap ke 2 yang di selenggarakan oleh Djarum Beasiswa Plus 2016/2017.  Ratu mengatakan, “Untuk persiapan beasiswa tahap 2, aku mulai dengan baca-baca soal dari alumni-alumni yang pernah mendapat baesiswa djarum sebelumnya, dan melatih Tes Potensi Akademiknya.”

Selain sibuk mengurus beasiswanya, Ratu juga dipilih oleh dosen dari jurusannya untuk membatu persiapan akreditasi UIN Bandung.

Kelebihannya di bidang bahasa khususnya bahasa inggris, Ratu pun membuka layanan jasa translate atau penerjemah dan penulisan transkrip dengan tarif Rp. 15 ribu/ 1 halaman. Memang dari bahasa inggris, Ratu merasakan banyak manfaatnya, seperti sudah membawa jauh dirinya ke Amerika, mempermudah proses perkuliahan, ikut perlombaan, masuk kerja, hingga membuka lahan pekerjaan sendiri.

Reporter : Reta Herena W. Jurnalistik
© Vokaloka 2023