Guru Madrasah Diniah Nurul Usman Tidak Pernah Memungut Bayaran

DAKWAHPOS.COM, BANDUNG-- Seorang guru ngaji Madrasah Diniah Nurul Usman kecewa karena anak didiknya menyebarkan isu mengenai tarif  bayaran untuk mengaji. Padahal guru ngaji itu sama sekali tidak pernah  memungut bayaran. Selama beberapa tahun ini Ia ikhlas mengajari anak-anak untuk mengaji tanpa mengharapkan bayaran.

"Guru ngaos mah moal aya nu narif bayaran benten  sareng di SD, kecuali aya nu ikhlas masihan. Nu penting ngaji sing leres teras pami ngaji teukenging alih-alihan lamun alih-alihan moal aya katiasa. Guru ngaji mah boro-boro narif bayaran,  untung barudak hoyong ngaraji oge, '' Ujar Iis salah satu  guru ngaji di Nurul Usman, Selasa (20/10).

Isu mengenai hal itu sudah menyebar terutama dikalangan ibu-ibu bahkan ada seorang ibu yang protes akan hal itu. Bagi Iis itu hanyalah salah paham. Ia mencoba menjelaskan kepada ibu tersebut dan menyarankan kepada anak didiknya untuk tidak menyebarkan isu seperti itu lagi.
Menurut Mia (20) salah satu guru ngaji lainnya " selama ini tidak ada tarif bayaran untuk mengaji meskipun ada pungutan itu hanya untuk Fasilitas mengaji saja itu pun masih rencana belum diberitahukan kepada anak-anak"

Akibat isu tersebut Iis merasa kecewa karena kini nama baiknya tercemar dengan anggapan Ia adalah guru ngaji yang minta-minta bayaran.

Reporter: Duroh Siti Murodah/ KPI 3B/ 1144020054


Masjid At-Toyyibah Cipadung Kurang Semarak

DAKWAHPOS.COM, --Bandung, Masjid At-Toyyibah yang berlokasi di Jl. Muhammad Damin Rt. 01/15 Kel. Cipadung Kec. Cibiru Kab. Bandung, bangunan masjid ini sangatlah sederhana,  terbuat dari tembok biasa, dan tiang penyangga tanpa ukiran apapun. Dahulu pengurus masjid ini sering mengadakan kegiatan pengajian rutin dan masyarakat setempat sangat berpartisifasi dalam kegiatan itu, karena pada tahun 2003 tokoh masyarakatnya  masih mengembangkan kegiatan yang mengimbau masyarakat setempat.
Satelah tokoh masyarakat wafat, masyarakat setempat jarang sekali melaksanakan kegiatan seperti biasanya, dan kegiatan semakin berkurang dikarenakan banyak masjid yang di bangun disekitar masjid At-Toyyibah dan masyarakatnya menjadi terpecah belah karena di masjid lain bangunannya lebih bagus dan pengelolaannya lebih baik.
Namun sekarang, kegiatan di masjid At-Toyyibah ini hanya ada beberapa kegiatan seperti, memperingati hari besar Islam (PHBI), di pagi hari pukul 08.00 sampai dengan pukul 11.00 WIB pengajian untuk TPA dan masyarakat setempat hanya menggunakan masjid ini untuk melaksanakan sholat jum'at, karena menejemennya terpisah tidak dibawah naungan masjid At-Toyyibah lagi sehinnga masjid At-Toyyibah dan TPA terpisah dan pak Ahmad selaku ketua DKM di masjid At-Toyyibah berniat memajukan kegiatan seperti biasanya di tahun 2016.
"Saya memakai fasilitas di TPA saja di bilang mau merebut dan ikut campur dalam persoalan di TPA" ujar Ahmad, DKM Masjid At-Toyyibah.

Penulis : Rahayu Aulia Ramdania/KPI 3 C


Masjid Digunakan Untuk Tempat Beribadah Dan Belajar

DAKWAHPOS.COM, Bandung –. Masjid pada umumnya dijadikan tempat bagi umat Islam sebagai tempat beribadah. Namun, sekarang masjid pun banyak digunakan sebagai sarana belajar-mengajar, yaitu dengan dibangunnya Taman Kanak-Kanak di lingkungan masjid. Salah satunya adalah Masjid Manhajuth Thullab, di jalan Manisi Cibiru Bandung.

Seringkali anak-anak malas untuk pergi ke masjid. Namun, apabila pengelolaan masjid dilakukan secara benar, maka anak-anak pun akan  merasa tidak sungkan lagi untuk datang ke masjid. Salah satu cara menarik minat anak-anak untuk datang ke masjid adalah dengan menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, namun juga sebagai tempat belajar dan bermain.

Di masjid ini dibangun taman kanak-kanak yang diyakini dapat membantu masyarakat sekitar, khususnya para orang tua yang memiliki anak balita. Dan juga dengan dibangunnya taman kanak-kanak di lingkungan masjid, diharapkan dapat menarik jamaah yang banyak terutama saat para orangtua sedang menemani anaknya belajar.

Cara seperti ini seharusnya patut ditiru oleh pengurus masjid-masjid lainnya. Agar masjid tidak hanya menjadi tempat untuk orang dewasa beribadah, namun juga dapat menjadi salah satu tempat favorit bagi anak-anak untuk belajar, bermain, sekaligus beribadah.

(Nandarisya/KPI 3C/ 1144020125)



Himbauan Penggunaan Mukena Tak Dihiraukan Mahasiswa UIN Bandung


​DAKWAHPOS.COM, Bandung- Himbauan yang ditulis ditempat penyimpanan mukena di Masjid Ikomah UIN Sunan Gunung Djati seakan sudah tak dipedulikan. Di beberapa titik di lantai dua masjid ini terdapat banyak sekali mukena berceceran dimana-mana. Hal ini terjadi karena mahasiswa mengikuti kebiasaan mahasiswa yang lainnya.

"Tidak disimpan di tempatnyanya, Saya sih mengikuti yang lain saja" Ujar Lusy Kamilati (05/10).

Alasan Mahasiswa tidak mematuhi himbauan tersebut karena sudah menjadi kebiasaan sebelumnya, sehingga para pengguna mukena hanya mengikuti para pengguna yang lain saja untuk tidak menyimpan pada lemari tempat mukena.

"Saya pikir juga ini akan memudahkan para pengguna mukena yang lainnya agar tidak repot-repot mencari mukena ke lemari mukena". Tambahnya.
       
Hal serupa dikatakan Novia Laras Mahasiswa Fakultas Adab (05/10). Dia mengatakan bahwa mukena tidak disimpan di lemari agar pengguna mukena lainnya tidak usah repot mencari mukena ke lemarinya.
         
Mengenai solusi, dia mengatakan tidak apa-apa tidak disimpan ke lemari karna demi memudahkan pengguna yang lainnya, hanya saja mukena harus ditilap dengan rapih tidak berantakan.        
"Biarlah tidak disimpan di lemari asalkan ditilap dengan rapih". Tegasnya.

Reporter : Linda Maulidah KPI III/B



Masjid Baiturrohim Nyaman untuk Beribadah

DAKWAHPOS.COM, Bandung - - Masjid adalah tempat yang digunakan oleh umat Islam untuk beribadah. Salah satu masjid yang banyak digunakan adalah Masjid Baiturrohim. 

 Jika diartikan secara bahasa Baiturrohim  artinya rumah kasih sayang. Dinamakan Masjid Baiturrohim karena disinilah umat islam mendapatkan ketentraman dan ketenangan hati jika di dalam masjid tersebut melakukan hal-hal yang positif seperti shalat berjama'ah, mengaji atau secara rutin membersihkan masjid tersebut. Selain itu, semua umat islam dapat mempererat hubungan silaturahmi dengan sesama umat Islam lainnya. Karena salah satu tempat berkumpulnya umat Islam yang paling baik adalah di masjid.


Lokasi Masjid Baiturrohim berada di Jalan Kiwi Blok F12 Rw 31 Kompleks Bumi Orange Bandung. Awal mula berdirinya Masjid Baiturrohim ini adalah dibangun pada tahun 2009 hingga 2014. Dana pembangunannya didapatkan dari swadaya masyarakat dan sumbangan dari keluarga besar Alm.Ir.H. Eka Suraatmadja bin Ending. Selain ahli bangunan yang bekerja masyarakat setempat khususnya RT 1, 2, 3 dan 4 yang ada di Komples Bumi Orange Blok F ikut andil bergotongroyong untuk pembangunan Masjid tersebut.

Menurut ketua DKM Baiturrohim, Yadi Supriyadi, S.Ag. masyarakat Kompleks Bumi Orange sangat antusias dalam proses pembangunan masjid tersebut. Sehingga, dalam waktu cepat Masjid Baiturrohim dapat berdiri dengan kokoh dan besar. Jadi, masyarakat tidak hanya mengeluarkan uang untuk dana pembangunannya saja tetapi mereka ikut berkeringat mengeluarkan tenaga dalam proses pembangunan masjid tersebut. Dan Alhamdulillah Masjid Baiturrohim dapat diresmikan pada hari Sabtu  (26/04/14).

Selain itu Yadi sendiri berencana ingin membangun kantor untuk kesekretariatan Masjid Baiturrohim. Ajang salah satu masyarakat Kompleks Bumi Orange Blok F mengatakan bahwa masjid ini sangat nyaman sekali digunakan untuk beribadah. Karena selain lokasinya dekat dari rumah masjid ini juga memiliki tempat dan lapangan yang luas. Sehingga, selain digunakan untuk masyarakat setempat dapat pula digunakan untuk masyarakat umum.

Reporter : Nur Hamidah Garini Putri (KPI 3c/1144020136/ UIN Bandung)

Masjid Nurul Huda Adakan Kegiatan Pengajian

Dakwahpos.com, --Tasikmalaya, Masjid adalah salah satu tempat ibadah umat Islam. Banyak kegiatan positif yang dilakukan di masjid seperti pengajian. Salah satu masjid yang rutin mengadakan pengajian adalah Masjid Nurul Huda Cikadu Rt 01/Rw 01 Manonjaya-Tasikamalaya.   Kegiatan mengaji khusus anak-anak ba'da zuhur dilanjut sampai ba'da magrib, pengajian umum dari anak kecil sampai orang dewasa pada malam minggu, dan khusus ibu ibu minggu sore setiap harinya. 

Masjid Nurul Huda dibangun pada tahun 1985 oleh H. Basyar beserta anaknya Dedeh Kurniasih dan dibantu oleh masyarakat setempat. Masjid ini sangat maju sampai bisa menjadi  pondok pesantren yang dipimpin oleh anaknya Dedeh Kurniasih dan memiliki banyak santri/santriwati. Namun setelah keduanya wafat masjid beserta pondok pesantrennya dipimpin secara turun temurun dan sampai sekarang kegitannya masih berjalan meskipun tak semaju dulu.

Dalam pengajian anak-anak  biasanya mengkaji tentang tata cara membaca al-Qur'an beserta tajwidnya, ilmu Qiroat, mengkaji kitab kuning, dan lainnya. Sedangkan untuk pengajian umum dan ibu-ibu biasanya tentang hal-hal yang biasa dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dalam segala aspek.
Menurut salah satu pengurus mesjid Nurul Huda Bapak Iip Kurnia mengatakan bahwa "banyak hal positif dilakukan dimesjid ini, dan saat ini sedang ada renovasi untuk memperbesar mesjid supaya menampung warga yang setiap hari semakin bertambah. Dan kami juga menambah madrasah, minta doanya saja" kata bapak Iip yang setiap hari merawat mesjid ini.

Dalam pembangunan masjid Nurul Huda warga sekitar ikut membantu dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintah setempat pun ikut andil dalam pembangunan tersebut. 

Reporter: Duroh Siti Murodah/KPI 3 B

Jama’ah bertambah, Masjid Baitul Muttaqin Lakukan Renovasi



DAKWAHPOS.COM, Bandung- Masjid Baitul Muttaqin berdiri pada tahun 1993 yang bertempat di komplek perumahan Permata Biru Blok B RW 19 RT 01 kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung yang pada saat itu di komplek tersebut tidak ada fasilitas kepentingan public untuk beribadah. Masyarakat sebagai makhluk soSial berkeinginan untuk menjalin hubungan kekerabatan yang harmonis dikarenakan mayoritas penduduk di komplek itu beragama Islam. Maka sepakat mereka membangun sebuah musholla yang tidak luas,dengan biaya swadaya masyarakat berdiri di sebuah bangunan yang pada tahun 1990 bangunan tersebut bekas gudang.

Pada tahun 1993 juga musholla ini melakukan perluasan sedikit demi sedikit, akhirnya diresmikan menjadi Masjid Jami' Baitul Muttaqin. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2014  musyawarah dilakukan diantaranya ketua DKM yaitu Asep Shodiqin,M.Ag dan bapak Mulihardi sebagai tokoh masyarakat untuk melakukan renovasi masjid ini, disebabkan karena semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin bertambah pula kebutuhan tempat yang luas untuk sarana ibadah dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang besifat umum.

Akhirnya, Bulan Januari 2015 pembentukan panitia, dan tidak lama dari itu bulan Maret mulai  dilakukan pembongkaran masjid ini. Banyak kendala yang dialami para panitia, renovasi perluasan masjid ini tidak bisa seperti masjid-masjid pada umumnya yang berlantai dua dikarenakan diatas bangunan masjid ini ada SUTET, perluasan ke sebelah kanan dan kiri pun tidak bisa karena akses jalan. Dengan seizin Allah SWT, akhirnya panitia setuju untuk membeli salah satu rumah yang bersampingan dengan masjid ini, maka perluasan masjid dilakukan dengan membongkar rumah tersebut dan saat ini masjid bertambah luas dua kali lipat dari sebelumnya. Adapun kendala satu lagi yaitu bahwa tanah bangunan masjid ini belum jelas kepemilikannya, tetapi "kami sedang berusaha mengurus-urusnya agar tanah ini bisa disertifikatkan" ujar pak Mulihardi (5/10).
  
Hingga bulan Oktober 2015 ini, pembangunan renovasi masjid Baitul Muttaqin sudah mencapai 70 %, mereka menargetkan selesai di bulan Desember mendatang. Meskipun sedang dalam keadaan renovasi, tetapi masjid ini selalu dipenuhi jama'ah yang akan melaksankan shalat berjama'ah maupun shalat jum'at. Selain itu kegiatan-kegiatan pengajian rutin dan peringatan hari besar islam pun masih tetap berjalan seperti biasa.
Reporter : Nala sakinah (KPI/3/C/1144020123) UIN Bandung

Film Air Mata Surga

Film karya Hestu Saputra ini bercerita tentang perjuangan seorang perempuan dalam mempertahankan cintanya sampai akhir hayat.

FIKRI, Dokter Ahli Desain sekaligus lulusan Maha Santri di Jakarta, menikahi FISHA, mahasiswi S-2 dari Yogyakarta yang belum lama dikenalnya. Bagi Fikri, Fisha adalah “ranting terindah” yang pernah dia temui dalam belantara kehidupan ini, sehingga dia tidak perlu menunggu lama-lama.

Padahal HAMZAH, teman Fisha sejak kecil, sudah lama menaruh hati pada Fisha. Bahkan BUNDA (ibu Fisha) dan WENI (sahabat Fisha) juga mendukung kedekatan mereka. Tapi Fisha menganggap Hamzah seperti kakaknya sendiri. Mustahil baginya untuk bisa memiliki perasaan lebih dari itu.

Namun hubungan Fisha dengan HALIMAH (ibu Fikri) kurang harmonis. Sudah lama Halimah menjodohkan Fikri dengan anak dari sahabat almarhum suaminya. Takdir berkata lain, malang tak dapat ditolak, Fisha mengalami keguguran sampai dua kali. Fisha sangat sedih dan terpukul. Fikri tidak pernah menyalahkan Fisha sedikit pun atas segala musibah yang terjadi.

Saat Fikri ada bisnis di luar kota, Fisha mengalami kesakitan yang luar biasa di perutnya. Dokter memberikan diagnosa bahwa Fisha terkena kanker rahim stadium akhir. Itulah mengapa dia sangat sulit hamil selama ini. Mengetahui bahwa waktunya tidak banyak lagi dan tidak akan bisa punya anak, Fisha mengambil langkah pengorbanan yang luar biasa sebagai seorang istri.

Pengorbanan yang membuktikan bahwa cinta sejati itu hadir dalam hati seorang wanita. Pengorbanan apakah itu? Bagaimanakah akhir dari film yang sangat menyentuh ini? Saksikan film yang diangkat dari kisah nyata luar biasa ini mulai tanggal 22 Oktober 2015 di bioskop.

Sumber

Film Bait Surau


Film religi karya K. Sastra P. ini bercerita tentang Rommy, Seorang eksekutif muda yang mapan dan sukses namun dalam kehidupannya sarat dengan kemaksiatan. Setelah kepergian istrinya, kehidupan Rommy berubah.

Dalam film yang diproduseri oleh Anita Aulia, Rommy diceritakan memulai perjalanan spiritualnya di sebuah desa kecil di pesisir pantai, tempat dimana Ramdhan tinggal bersama Abah dan Siti, kakaknya. Di desa itu, Rommy mengalami banyak peristiwa yang tak terbayangkan sebelumnya. Memulai hidup baru sebagai seorang nelayan yang sederhana, jauh dari kesan “arogan” layaknya ketika ia berada dikota.

Perlahan Rommy  mulai menemukan jati dirinya, ia mulai mempelajari dan menjalankan kalam illahi, hingga pada suatu saat Rommy terenyuh ketika melihat Surau tua yang tampak sepi dan tak terawat. Dengan sisa tabungan yang dimilikinya ia tergugah untuk memperbaiki dan membangun Surau itu. Dengan harapan, setelah surau itu di perbaiki, akan banyak orang yang sholat dan belajar mengaji seperti dirinya. Meskipun melalui berbagia ujian dan rintangan, pada akhirnya niat baik Rommy untuk memperbaiki dan membangun Surau tua itu terwujud.

Sampai waktu peresmian Surau itu tiba. Rommy, Ramdhan dan ke tiga karibnya tak kunjung kembali dari melaut. Dua orang nelayan mengabarkan kecelakaan kapal nelayan ditengah lautan yang dialami Rommy, Ramdhan dan ke tiga karibnya. Rommy telah meninggalkan warisan niat, semangat dan amanat yang tertanam kuat dalam Surau yang dinamai Surau Alghazali, seperti panggilan Abah kepada Rommy. Ghazali bertemu sang khaliq seutuhnya didalam "Bait Surau" itu.

Film garapan produksi Synergy Pictures ini cukup memikat karena didasarkan cerita sebenarnya (true story). Film ini akan mulai ditayangkan 22 Oktober 2015 di bioskop-bioskop tanah air.

Sumber

Masjid Nurul Falah Peringati Tahun Baru Islam


Dakwahpos.com,Bandung selasa 13 Oktober 2015, pada malam itu mesjid Nurul Falah sangatlah ramai sebab malam itu Masjid Nurul Falah mengadakan suatu acara menyambut Tahun Baru Islam, acara tersebut di laksanakan di halaman mesjid Nurul Falah dan pada acara berjalan banyak warga sekitar yang menonton.

Seperti yang kita ketahui perayaan Tahun Baru Hijriyah tidak akan seramai perayaan Tahun Baru Masehi,maka dari itu acara  perayan tahun baru hijriyah di mesjid Nurul Falah dilaksanakan untuk mensejajarkan antara perayaan Tahun Baru Hijriyah dengan Tahun Baru Masehi selain itu acar ini juga ingin mempererat silaturahmi warga kampung Ciborelang.

Seperti informasi yang saya dapat dari salah seorang panitia, "Apa sih tujuan diadakannya acara ini" Tanya saya (13/10), "Tujuan acara ini adalah menyatukan umat islam selain itu acar ini bertujuan untuk meramaikan perayaan tahun baru hijriyah supa tahun baru hijriyah tidak di pandang sebelah mata dan saya ingin perayaan tahun baru hijriyah ini seramai perayaan tahun baru masehi" jawab panitia (13/10).

Dan seperti yang saya lihat memang benar acara itu berjalan sangat ramai bahkan acara ini juga melibatkan banyak orang dan organisasi,karena keberhasilan acara ini tak hanya di dukung oleh DKM mesjid Nurul Falah dan remaja mesjidnya, akan tetapi kelangsungan acara ini juga melibatkan Ketua Rw, Ketua Rt dan juga Karang Taruna kampung Ciborelang.

Acara ini dimulai dari sesudah magrib sampai jam 12 malam,dan acara ini diawali dengan pawai obor yang pesertanya tak lain santri-santri MD Nurul Falah dan pawai obor ini berkeliling di jalan kampung Ciborelang,setelah pawai obor selesai acar langsung dilanjutkan dengan acara inti yaitu acar hiburan dan tabligh akbar.

Selain acar hiburan acara ini juga memiliki acara puncak,acara puncak dari acara ini di tandai dengan datangnya seorang da'I muda, dan ternyata dai muda itu adalah seorang mahasiswa uin sunan gunung djati bandung. Seperti informasi yang saya dapat dari panitia "ohh iya dai muda yang akan mengisi acara ini adalah seorang mahasiswa uin sunan gunung djati dia diketahui kuliah di fakultas dakwah dan komunikasi tepatnya di jurusan komunikasi dan peniaran islam semester 5 " ujar panitia (13/10)

Dan demikian lah hasil liputan saya di mesjid nurul falah saya menarik kesimpulan bahwa acara perayaan tahun baru hijrah ini di hadiri oelh banyak orang ntah itu kalangan muda maupun dewasa, dan selain itu juga ingin melihatkan kepada masyarakat luas bahwa tahun baru islam atau hijriah ini harus di sambut oleh orang islam karena mau siapa lagi yang mau mengenalkan islam kalau bukan orang islam tersebut.

(Reporter: Mukhlis Abdurrohman G/Kpi 3c/1144020120).

Persib Juara, Bobotoh Rayakan Pesta Kemenangan

DAKWAHPOS.COM, Bandung -- Para Bobotoh melakukan konvoi mengelilingi kota Bandung setelah tim idolanya Persib Bandung menjuarai Turnamen Piala Presiden 2015 usai mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-0 tanpa balas di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/10/2015).

Sepanjang jalan kota Bandung dipenuhi para Bobotoh yang sedang merayakan kemenangan Persib, lagu kemenangan dan kemacetan panjang mengiringi kemeriahan pesta para Bobotoh, salah satunya di jalan Ujung Berung, Bandung.

"Rencananya kita mau konvoi ke Gedung Sate." Ungkap salah seorang Bobotoh yang sedang konvoi.

Para warga sekitar pun antusias ikut merayakan kemenangan Persib Bandung dengan berkumpul di pinggir jalan, bahkan ada yang ke tengah jalan dan menyanyikan lagu khas para Bobotoh.

"Kalo Persib juara pasti jalan macet. Tapi saya sangat senang Persib bisa juara lagi." Ujar salah seorang warga Ujung Berung, Bandung.

Reporter : Arta Samsiar/KPI 3A/1144020031

Guru Masjid At-Taqwa Kembangkan Metode Mengaji

DAKWAHPOS.COM,Bandung--  Hampir setiap hari setelah ba'da Maghrib anak-anak Masjid At-Taqwa RT02/RW 13 Antapani Bandung belajar mengaji. Belajar mengaji dianggap salah satu hal terpenting setelah belajar di sekolah. Selain pendidikan formal anak-anak juga harus mulai diperkenalkan agama sejak kecil. Walaupun dalam prakteknya sangat sulit karena naluri anak-anak seusia ini sangat senang bermain.

Setiap guru menurut Hermi (60), salah seorang guru di Masjid At-Taqwa, pasti menginginkan semua muridnya baik. Namun, melihat kondisi latar belakang keluarga yang berbeda-beda tentunya guru tidak bisa menyamakannya. "Melihat kondisi anak-anak yang bermain-main saat belajar tentunya itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya, perlu kesabaran dan waktu untuk menghadapinya," ujar Hermin.

Karena kondisi itu ia menemukan metode yang tepat yang dapat digunakan untuk mengajar. Ia harus mengenali sifat dan karakter tiap anak, juga menerapkan metode yang berbeda pada setiap anak disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. "Misalnya pada anak yang dianggap sulit untuk diatur kita harus menegurnya dengan keras namun tidak kasar agar ia  mengerti apa yang diterangkan begitupun sebaliknya," ujar Hermi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dede Yustiawati (45), salah seorang guru. Di usia kisaran 6-10 tahun menurutnya, merupakan umur anak di mana daya ingat mereka masih kuat. Ia memanfaatkan metode menghafal dalam mengajar. Misalnya saat menghafal surat, ia mengucapkan satu kali dan anak-anak mengulangi dua kali hingga anak-anak hafal. Kemudian dalam belajar ia juga tidak benyak menulis karena itu dianggap membosankan bagi anak-anak. Setiap minggu ia selingi dengan bernyanyi, namun bukan sekedar bernyanyi, liriknya diganti kata-kata dalam bahasa Arab.

"Yang saya tekankan adalah anak-anak mampu mengaji dan menghafal surat-surat pendek," ujar Dede. Ia mengharapkan penyesuaian metode dalam belajar ini mampu meningkatkan kualitas anak dan memotivasi mereka agar terus belajar mengaji.

Reporter : Indah Purnama Putri/ KPI 3B/1144020081

Banyak Siswa Tidak Ikut UTS di Madrasah Komplek Bumi Orange

DAKWAHPOS.COM, Bandung – Madrasah Diniyah di Kompleks Perumahan Bumi Orange laksanakan Ujian Tengah Semester (UTS),  Senin (12/10).  UTS ini berlangsung dari mulai hari Senin (12/10) hingga Selasa (20/10). Semua siswa Madrasah Diniyah wajib mengikuti UTS sesuai waktu yang telah ditentukan. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak hadir sehingga tidak dapat mengikuti UTS tepat pada waktunya. Kegiatan ini berlangsung secara serempak yang dilaksanakan oleh seluruh siswa dari mulai tingkat bawah sampai tingkat atas.

Menurut Iis, salah seorang guru yang mengajar di Masjid Baiturrohim sudah beberapa kali ia mengingatkan kepada siswa siswinya agar hadir dalam UTS tersebut. Namun, masih saja banyak siswa siswi yang tidak hadir dengan berbagai alasan. Ada yang beralasan karena banyak tugas, acara keluarga dan lain sebagainya. Mungkin kebanyakan siswa yang tidak mengikuti UTS dikarenakan malas dan menganggap UTS itu hal yang biasa. Meskipun demikian, kegiatan ini tetap berlangsung sesuai waktu yang telah ditentukan.

Waktu pelaksanaan UTS  dibagi menjadi 3 kelas. Pertama, dari mulai tingkat TK sampai SD kelas 1 dilaksanakan setelah shalat ashar di masjid Baiturrohim lantai 1. Kedua, dari mulai kelas 2 sampai 5 SD dilaksanakan setelah shalat magrib di masjid Baiturrohim lantai 2. Dan yang ketiga dari mulai kelas 6 SD sampai tingkat SLTA dilaksanakan setelah shalat magrib di masjid Baiturrohim lantai 1. Pembagian waktu ini telah diatur oleh seluruh staf pengajar sesuai dengan tingkatan sekolahnya.

Bagi siswa yang tidak mengikuti UTS pada waktu yang telah ditentukan, maka mereka wajib mengikuti UTS susulan. Sebelum mengikuti UTS susulan, mereka harus terlebih dahulu berkonfirmasi kepada guru yang bersangkutan. UTS ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami pelajaran yang telah diberikan sebelum menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS). Selain itu UTS juga diadakan agar siswa lebih siap lagi dalam menghadapi UAS sehingga mendapatkan hasil yang terbaik. Dan akhirnya mereka sangat puas dengan hasil UAS tersebut tanpa mengecewakan orang tua ataupun guru yang bersangkutan.

Iis berkata "mengajar anak kecil itu lebih sulit daripada mengajar  orang dewasa. Karena anak-anak zaman sekarang lebih suka bermain daripada belajar dan memang anak setingkatan SD itu adalah masa-masanya bermain. Sehingga wajar saja jika dalam pelaksanaan UTS ini tidak dilaksanakan dengan serius dan sebaik mungkin. Namun saya akan berusaha agar lebih meningkatkan lagi kesemangatan anak dalam belajar. Misalnya, dengan belajar sambil bermain di luar kelas, dan lain sebagainya yang penting sedikit demi sedikit anak-anak mampu memahami dan menerapkan pelajaran yang telah disampaikan ". Ujarnya.


Reporter : Nur Hamidah Garini Putri (KPI 3c/1144020136/UIN Bandung).

Guru Tidak Hadir, Santri Masjid Ath-Thoir Membaca Solawat Nariyah

DAKWAHPOS.COM, Cleunyi—setiap jum'at malam Masjid Ath-Thoir mengadakan kajian kitab Ta'lim untuk para santri. Kajian yang sudah menjadi rutinitas ini dibimbing oleh guru besar sekaligus sesepuh Pondok Pesantren Bustanul Widan. Namun, jum'at (09/10) guru tidak dapat hadir (sakit). Tak ingin hanya diam, para santripun bersolawat nariyah.

"Kami berinisiatif untuk mengisi kekosongan kegiatan mengaji malam ini dengan bersolawat nariyah" Ujar Lena Latifah (20) salah seorang  santri Ponpes Bustanul Wildan. (09/10)

Meskipun begitu, Masjid Ath-Thoir tetap dipenuhi dengan para santri , "mudah-mudahan dengan solawat nariyah ini guru besar kami Allah perkenankan dengan kesembuhan beliau," pungkasnya.

Reporter: Leni Saputri (KPI/3/B/1144020093)


Pusdai Jabar Adakan Kajian Duha


DAKWAHPOS.COM, Bandung -- Pusat Dakwah Islam Jawa Barat atau yang sering disingkat dengan sebutan Pusdai Jabar berlokasi di jalan Diponegoro.

Sama seperti di masjid pada umumnya, di Pusdai ini juga sering diadakan pengajian rutinan setiap hari minggu. Tepatnya ketika waktu duha di jam 09.00 pagi sampai jam 11.00 siang.

Pemateri yang dihadirkan pun berbeda-beda untuk tiap pertemuannya. Pengajian duha di Pusdai ini terbuka untuk umum. Mau tua, muda, pelajar, mahasiswa, semuanya boleh ikut. Tidak dipungut biaya apapun untuk mengikuti kajian di Pusdai.

[Reporter : Istiqomah Laila Muthmainnah / KPI / 3B]

Ibu-Ibu Pasirbiru Manisi Hadiri Pengajian


DAKWAHPOS.COM.-Bandung,  Pengajian pada Jumat (9/10), diikuti dengan khusuk oleh ibu-ibu daerah sekitar Pasirbiru Manisi, Meskipun hidup di daerah perkotaan yang di penuhi hiruk pikuk kesibukan tapi tidak menurunkan minat ibu-ibu itu untuk tetap giat mengikuti pengajian.

"Ngaji itu kebutuhan spiritual nak, kalau gak ngaji kaya ada yang kurang, seperti kebutuhan fisik aja, kalau gak makan gak minum kayak ada yang kurang, kurang banget malah, hehe" Ujar Endah salah satu jemaat yang ikut pengajian.

    Ini membuktikan bahwa Bandung yang ramai dan sibuk dengan kegiatan perdagangan dan berbagai kesibukan lainnya, masih banyak dari sekian masyarakatnya yang  "menyempatkan" diri untuk ikut pengajian meskipun hanya ngaji minguan.

Antusiasme masyarakat seperti itu meski terus ditingkatkan, baik dari sarana kenyaman masjid, maupun mendatangkan mubaligh baru, supaya jemaat setempat lebih bersemangat untuk menghadiri pengajian.

Reporter; Hilmi Mubarok, KPI 3 B/1144020075


Guru Madrasah At-Taqwa Terapkan Metode Mengaji Sesuai Kondisi Anak

DAKWAHPOS.COM,Bandung--  Hampir setiap hari setelah ba'da Maghrib anak-anak belajar mengaji yang diadakan di Masjid At-Taqwa RT02/RW 13 Antapani, Bandung. Belajar mengaji merupakan salah satu hal terpenting setelah belajar di sekolah. Karena selain perlu diajarkan pelajaran formal anak-anak harus sudah mulai diperkenalkan mengenai agama sejak kecil. Walaupun dalam prakteknya sangat sulit karena naluri anak-anak seusia ini sangat senang bermain.

Setiap guru pasti menginginkan semua muridnya baik, namun melihat dari kondisi latar belakang keluarga yang berbeda-beda tentunya kita sebagai guru tidak bisa menyamakannya. Dan melihat kondisi anak-anak yang bermain-main saat belajar tentunya itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya, perlu kesabaran dan waktu untuk menghadapinya. Namun darisana saya menemukan metode yang dapat digunakan saat saya mengajar, pertama saya harus mengenali sifat dan karakter tiap anak,kemudian saya  melakukan cara yang berbeda pada setiap anak disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Misalnya pada anak yang dianggap sulit untuk diatur kita harus menegurnya dengan keras namun tidak kasar agar ia  mengerti apa yang diterangkan begitupun sebaliknya," ujar Hermi salah satu Guru mengaji (60).

Diusia kisaran 6-10 tahun merupakan umur-umur dimana daya ingat anak masih kuat. Disitu saya memanfaatkan metode menghafal dalam mengajar. Misalnya saat menghafal surat, saya mengucapkan satu kali dan anak-anak mengulangi dua kali hingga anak-anak hafal. Kemudian dalam belajar ini saya tidak benyak menulis karena itu dianggap membosankan bagi anak-anak. Kemudian di setiap minggunya saya selingi dengan bernyanyi,namun bukan sekedar bernyanyi karena dalam  nyanyian itu lyricnya diganti menjadi kata-kata dalam bahasa Arab. Jadi yang saya tekankan disini adalah anak-anak mampu mengaji dan menghafal surat-surat pendek," ujar Dede Yustiawati salah satu Guru mengaji (45). Diharapkan dengan penyesuain metode dalam belajar ini mampu meningkatkan kualitas seorang anak. Dan menjadi motivasi agar anak-anak terus mengikuti belajar mengaji ini.

Reporter : Indah Purnama Putri/ KPI 3B/1144020081



Masjid Ath-Thoir Bustanul Wildan Mengadakan Mubaliginan

DAKWAHPOS.COM, Bandung-- kamis, (01/10)Rutinitas di Masjid Ath Thoir Jl. Tanjakan Sari No.24 Cileunyi Wetan Bandung, setiap kamis malam selalu mengadakan mubaliginan. Kegiatan ini diikuti para santri mulai dari SMP, SMA bahkan mahasiswa.

"Mubaliginan merupakan kegiatan yang diadakan oleh pesantren Bustanul Wildan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan santri diranah tabligh." Ujar Evi Siti Rahma (21) jum'at (02/10).

Tujuan mubaliginan  ini untuk melatih kemampuan para santri di bidang public speaking seperti moderator, dakwah islamiah, solawat, tawasul, qira'at dan mensyarahkan masalah fiqih, tauhid dan akhlak. Agar para santri mampu terjun ke masyarakat.

Tak tanggung-tanggung kegiatan mubaliginan yang diadakan setiap malam kamis ini mulai dari jam 20.00 sampai 23.00 WIB. Antusias para santri sangat tinggi terlebih bagi mereka yang sudah mahir berbicara didepan publik.

Reporter : Leni Saputri (KPI/3/B/1144020093)


Masjid Berkubah Klenteng

DAKWAHPOS.COM, Bandung-- Masjid yang terletak di Jalan Baru Raya Terusan Cibaduyut Cangkuang Kulon, Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung ini bernama Masjid At-Tawwaabu. Masjid ni didirikan tahun 2005 oleh Jendral H.Muhidin Ishak, dengan dana pembangunan ditanggung sendiri oleh beliau. Masjid ini sengaja dibangun oleh Muhidin untuk dimanfaatkan warga  sekitar. Sebelumnya didaerah tersebut tidak ada masjid jami'.

Salah satu keunikan masjid ini adalah bangunannya.  Pintu utama masjid menjorok ke dalam menjadikan masjid ini tidak begitu kentara sebagai bangunan masjid, Gerbang masjid pun terlihat seperti gerbang rumah. Warga maupun pendatang sudah bisa  mengetahui bahwa bangunan tersebut adalah masjid karena terdapat dua menara kubah yang menjulang tinggi. Namun satu dari menara kubah tersebut berbentuk seperti atap klenteng, tempat ibadah agama Konghucu. Tidak diketahui dengan pasti kenapa kubah masjid tersebut menggunakan atap klenteng.

Masjid At-Tawwabu memiliki kegiat Jum'at dan pengajian ibu-ibu majlis taklim, setiap malam Ahad (sabtu) pengajian bapak-bapak. Tidak ada pengajian khusus bagi anak-anak di masjid itu karena kurangnya kepedulian masyarakat terutama para remaja terhadap pendidikan anak-anak yang berada di sekitar masjid.

Reporter : Nina athonah/KPI 3C

Masjid Al-Barokah Mengalami Perkembangan Pesat

DAKWAHPOS.COM-Bandung, Masjid Al-Barokah merupakan salah satu masjid yang terletak di daerah Cileunyi Kulon Bandung. Mesjid ini dibangun tahun 2004 berasal dari sumbangan masyarakat sekitar. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat peribadatan saja, tapi juga menjadi tempat pengajian anak-anak sehabis magrib.
Mesjid ini pernah mengalami renovasi dan perluasan tahun 2010 silam. Hal itu dilakukan karena jumlah jamaah yang terus meningkat seiring dengann bertambahnya warga yang tinggal di daerah tersebut. Selain itu juga banyak orang-orang yang merantau yang menyewa rumah kontrakan di di dekat masjid. Biaya renovasi berasal dari iuran warga dan juga para dermawan.
Menurut Nanang Sodiqin, salah seorang tokoh masyarakat yang juga pengurus Masjid Al-Barokah, renovasi dilakukan dengan inisiatif warga. Saat waktu shalat  warga sering berdesak-desakan karena ruangan masjid sudah tidak mampu menampung jamaah.
"Masjid Al-Barokah direnovasi tahun 2010 soalnya sudah tidak muat lagi buat para jemaah untuk menunaikan ibadah solat dan pengajian anak-anak kampung sekitar, dulu tidak ada mimbar untuk ceramah tapi sekarang sudah ada setelah di renovasi, dan juga para dermawan yang memberikan al-Quran cukup banyak untuk mengaji anak-anak" pungkas Nanang.

Reporter : Galih Muhamad/kpi 3b

Kewajiban Selesai, Irma Boleh Mengaji

DAKWAHPOS.COM, Bandung — Di zaman modern saat ini,  tidak sedikit anak kecil yang malas pergi mengaji ke masjid. Namun, berbeda dengan Irma (13), salah seorang santri TPA masjid Al-Barokah Komplek BUDP Margahayu, Bandung, ia selalu bersemangat untuk mengikuti pengajian meskipun harus memenuhi syarat dari bibinya yang menampungnya hidup.

Pasalnya Irma tinggal di rumah bibinya karena faktor kesulitan ekonomi dari orangtuanya yang memaksa ia harus tinggal bersama bibinya. Ia diperbolehkan melakukan aktivitas lain, termasuk mengaji setelah menyelesaikan pekerjaan di rumah bibinya.

Irma mengungkapkan hal tersebut, “Kalau Irma mau ngaji, baju setrikaan atau cucian piring harus beres. Kalau belum beres Irma belum boleh ngaji.” Ucapnya (01/10).

Pekerjaan rumah tangga yang harus ia lakukan diantaranya menyetrika, cuci piring dan mengasuh sepupu kecinya. Walaupun demikian, semangat Irma tak pernah surut untuk mengikuti pengajian di TPA masjid Al-Barokah. 

Reporter : Dwi Nurul (KPI 3 B)


Masjid At-Taqwa Antapani Rutin Gelar Pengajian Majelis Ta'lim

DAKWAHPOS.COM, Bandung—Ibu-Ibu RW 13 Antapani, Bandung, yang juga jama'ah di Majelis Ta'lim At-Taqwa melaksanakan pengajian rutin tiga kali seminggu. Pengajian kali ini dihadiri oleh 30 jama'ah.

"Hari ini jama'ah yang mengikuti pengajian bertambah dari minggu kemarin (5/10/2015)," ungkap Hj. Hashastuti.SH (52), Ketua Majelis Ta'lim Masjid At-Taqwa .

Pengajian dimulai pukul 15.30. Pengajian ini mengundang Ustad untuk pembimbing pengajian. Pengajian dimulai dengan pembacaan Al-Qur'an, dilanjutkan dengan materi pembahasan mengenai fikih.  Setiap minggu materi pengajian selalu berubah menyesuaikan kebutuhan ibu-ibu. 

"Biasanya materi yang diminta adalah materi yang dianggap kurang dipahami dan menjadi keingintahuan ibu-ibu untuk mendalami dan mengetahui materi yang diinginkan tersebut," kata Hashastuti.

Antusias Ibu-Ibu pengajian sangat jelas terlihat pada saat Ustad memberikan materi dan memberikan seksi pertanyaan, ibu-ibu banyak bertanya dengan ketidaktahuannya dengan materi yang disampaikan. Tentu saja ini menjadi acuan ibu-ibu untuk tetap mengikuti pengajian Majelis Ta'lim ini. 

Reporter : Indah Purnama Putri / KPI IIIB/1144020081

Warga Ciherang Tetap menjaga Tradisi Leluhur Saat Idul Adha

DAKWAHPOS.COM, Sumedang– Perayaan Idul Adha  (24/09) menjadi momentum istimewa bagi umat Islam. Beberapa daerah tetap menjaga tradisi leluhur dalam pelaksanaan perayaan kurban ini. Sebagaiman dilakukan warga  Ciherang Sumedang  yang melakukan beberapa prosesi.

" Sehari sebelum penyembelihan warga Ciherang Sumedang menyalakan kemenyan dan menyiapkan beras serta minyak yang dioleskan pada leher hewan qurban. " Ujar Eva Syaripah  (50) warga Sumedang (24/09).

Berbeda dengan warga Ciherang, warga Sayang Jatinangor punya tradisi menaburi bunga pada hewan kurban dan memberi mereka kain kafan.

Menurut Eva walaupun ini tidak ada dalam aturan Islam, namun proses ini sama maksudnya yakni menjalankan perintah Alloh SWT. "Ini sebagai bentuk syukur dan berbagi kenikmatan. " pungkasnya.

Reporter Ina Munica KPI 3B

Mahasiswa Menjadi Takmir Masjid Thariqul Huda

Ilustrasi Mahasiswa di Masjid
DAKWAHPOS.COM, BANDUNG—Masjid Thariqul Huda komplek panyileukan telah menjadi lapak ibadah serta amal bagi setiap pengunjungnya terutama bagi tiga mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mereka adalah Asep (22), Hamid (21), dan Abdul (22). 
 
"Pulang dari kampus dengan sejumlah tugas yang menurut saya pasti tak sedikit, mereka tidak terlihat lelah, tetap semanagat menjaga kebersihan, keamanan masjid dan kedisiplinannya, menguandangkan adzan dan lain-lain dan saya salut." Ulas pak Bambang (56), salah seorang warga komplek panyileukan, Senin (5/10). 
 
"Karena ibadah itu tidak ada batasannya, jika menuntut ilmu adalah ibadah maka menjadi ta'mir masjid pun juga ibadah, maka tidak ada salahnya diwaktu muda, kami manfaatkan untuk beribadah selama diberi kesempatan karena arrohatu fil Jannah (istirahat itu waktunya di surga)." Ujar Asep. 

Repoter: Jamilah Nurhalimah/KPI 3 B

Masjid Direnovasi, Jemaah Semakin Leluasa Beribadah

DAKWAHPOS.COM-Bandung. Mesjid Jamaah Persis PPI 45 Rahayu  di kp. Curug Rahayu Margaasih telah beberapa kali mengalami renovasi. Proses perubahan bangunan ini telah dilakukan di dalam mesjid, teras mesjid, pagar mesjid, hingga halaman mesjid yang menyatu dengan madrasah. Setelah selesai direnovasi jamaah mesjid tidak lagi berdesak-desak ketika sholat berjamaah, khususnya shalat jum'at.

Ahmad, salah seorang pengurus DKM mesjid mengungkapkan "dulu masjid ini ada pagarnya, karena jamaah sholat jum'at disini banyak kadang ada yang sholat diluar, kami merenovasi mesjid dengan memperluas bagian halaman hingga bisa dipakai buat sholat jum'at", katanya

Masjid ini menurut Abrar, salah seorang santri PPI 45 Rahayu, direnovasi bukan hanya untuk sholat, tapi juga untuk kegiatan keagamaan lainnya seperti pengajian, diskusi, kultum para santri serta shalat Idul Fitri dan Idul Adha.

"Senang sekali bisa melihat dan merasakan hasil renovasi mesjid, sekarang udah luas dan menarik warga Desa Rahayu untuk shalat di mesjid ini". ujar Abrar. 

Reporter : Ismawati/KPI 3B

Antisipasi Krisis Akhlak, Masjid Jama'ah Amaliah Adakan Mabit

DAKWAHPOS.COM, Bandung-- Pemberitaan kasus pelecehan seksual dan krisis akhlak di kalangan anak- anak remaja makin meningkat di media massa. Mengantisipasi keadaan tersebut Remaja Masjid Jama'ah Amaliah, Cijerah, berinisiatif mengadakan Malam Bina Iman dan Takwa atau Mabit berjudul 'Bukan Jatuh Cinta tapi Bangun Cinta'

Acara yang dilaksanakan mulai sabtu malam (3/10) sampai minggu pagi (4/10) ini diharapkan mampu menjadi siraman rohani bagi para remaja dalam menghadapi kehidupan.

Hal ini diungkapkan Wahyu (19), ketua remaja masjid, "Zaman semakin terpuruk dengan buruknya akhlak para remaja, terutama bagi mereka yang terjerat dengan hawa nafsunya. Kami harap mabit ini bisa mengubah paradigma para remaja khususnya peserta dalam mengaplikasikan perasaan mereka." ujarnya.

Peserta Mabit berasal dari siswa SMP dan SMA. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan. Acara diisi dengan pembahasan materi, pemutaran video, games, i'tikaf, muhasabah dan olah raga bersama.

Kegiatan Mabit ini adalah kegiatan pertama masjid Jama'ah Amaliah, Namun meski baru pertama kali diadakan, kegiatan ini dipandang mampu memberikan manfaat yang besar bagi para pesertanya. Siska (15), salah satu peserta Mabit, mengungkapkan  "Alhamdulillah, saya mendapatkan ilmu yang sangat luar biasa. Saya yakin ke depan ilmu yang saya dapat ini akan membawaa berkah dikehidupan saya." pungkasnya 

Reporter: Fitria Fanisa : KPI III B/1144020068


Tradisi Mayor di Sindangkerta Cianjur

DAKWAHPOS.COM, Cianjur--Pada hari raya Idul Adha (24/9) masjid Al-Islah Simpang kembali mengadakan pengurusan hewan qurban. Masjid yang berlokasi di Sindangkerta Pagelaran Kab. Cianjur ini juga membagikan daging qurban kepada warga.

Kebahagiaan warga menerima daging qurban, dilanjutkan dengan mengolahnya untuk makan bersama keluarga. Bagi masyarakat Cianjur acara makan bersama hasil pembagian daging kurban ini disebut mayor atau makan bersama. Hal ini diungkapkan oleh Lina Herlina (35), salah satu warga Sindangkerta (30/09).

"Seusai shalat Idul Adha kebiasaan masyarakat disini melakukan mayor atau makan bersama keluarga." ungkap Lina.

Dengan acara mayor ini warga bisa saling menjaga silaturahmi dan rasa kekeluargaan. "Karena saat Idul Adha tiba keluarga jauh kami datang dan berkumpul." pungkasnya. 


Reporter: Leni Saputri (KPI/3/B/1144020093)


Halaman Masjid Jadi Tempat Resepsi Pernikahan

Ilustrasi Pernikahan di Masjid (sumber : detik.com)
DAKWAHPOS.COM, -- Bandung, Halaman masjid umumnya dipakai untuk kegiatan pengajian atau shalat Ied. Namun berbeda dengan masjid Nurul Huda Ujung Berung, warga bisa memanfaatkanya untuk kegiatan resepsi pernikahan. Hal ini nampak pada hari Minggu (04/10), salah seorang warga memanfaatkan halaman masjid sebagai tempat resepsi pernikahan.

Tenda dan kursi undangan nampak berjajar rapih di halaman masjid. Setelah akad dilaksanakan di dalam masjid, resepsi pun di lakukan di depanya.

Kondisi halaman masjid Nurul Huda memang cukup nyaman untuk melaksanakan resepsi pernikahan. Lokasinya yang berada di pinggir jalan utama menjadikan tamu undangan mudah untuk menemukan lokasi resepsi.

Akses yang memudahkan undangan  ini menjadikan masjid dan sekitarnya nampak ramai. Sempat terjadi kemacetan di sepanjang jalan RS. Ujung berung akibat mobil para undangan yang terparkir di depan perumahan Anggrek Resindece, depan masjid. 

Selesai acara resepsi, para petugas kebersihan segera membersihkan halaman masjid, dan  mesjid pun kembali terlihat bersih dan rapih seperti sedia kala.

Reporter: Ikmalia : KPI 3B


Sedang Renovasi, Kegiatan Masjid Baitul Muttaqien Tetap Berjalan

DAKWAHPOS.COM, Bandung  --  Masjid Baitul Muttaqien Cileunyi Bandung sedang menjalani renovasi. Nampak banyak tiang penyangga coran masjid yang akan ditingkatkan dua lantai ini.

Namun, meski kondisi masjid berantakan kegiatan pengajian anak-anak dan ibu-ibu nampak berjalan seperti biasa.

Menurut Eva Syarifah, salah seorang jamaah Masjid Baitul Muttaqien yang juga warga RW 19 (03/10), kondisi masjid yang terlihat tidak rapih tidak menghalangi aktivitas jamaah.

"Ibu-ibu dan anak-anak tetap mengaji di masjid baitul muttaqien meski dengan lahan yang  seadanya, untuk jadwal sendiri, hari Kamis dan Sabtu sore untuk ibu-ibu sedangkan anak-anak setiap senin-jum'at " ujarnya.

Demikian juga kegiatan bapak-bapak dalam melaksanakan sholat berjama'ah, pengajian dan shalawatan tampak tidak terganggu dengan kondisi masjid yang sedang diperbaiki ini. "Kegiatan renovasi Masjid Baitul Muttaqien tak membuat masjid sepi pengunjung, nyatanya warga tetap melakukan aktivitas ibadah rutin seperti biasa, " ungkap Shidiq, salah seorang pengurus masjid.

Reporter : Ina Munica/KPI 3B

Speaker Masjid Rusak, Kegiatan Ibadah di Masjid Al Hikmah Terganggu

DAKWAHPOS.COM, Bandung-- Pelaksanaan sholat Jum'at tanpa kualitas speaker yang bagus bisa mengganggu kekhusyuan ibadah jamaah. Hal ini seperti terjadi di masjid Al Hikmah Buahdua Rancekek Bandung. Dengan speaker masjid yang sudah tidak lagi baik membuat ibadah jamaah kurang nyaman.

Akibat speaker yang tidak terdengar suara menjadikan suara khotib ketika menyampaikan khotbah tidak terdengar oleh para jamaah. Hal yang sama juga ketika imam memimpin sholat banyak jamaah yang tidak bisa mengikuti gerakan imam, sehingga banyak yang tertinggal gerakan sholatnya.

Kondisi ini dikeluhkan oleh Oman, salah seorang jama'ah masjid Al Hikmah (02/10, "Saya sering tidak bisa menangkap isi khutbahnya, tidak terdengar. Padahal saya sudah memberi saran kepada pihak yang bersangkutan, sudah sejak lama namun tetap belum ada perubahan." ungkapnya.

Terbatasnya anggaran yang dimiliki DKM menjadikan faktor penyebab lambatnya perbaikan fasilitas masjid tersebut. Menurut Didin, salah seorang pengurus masjid Al Hikmah menyatakan bahwa pengurus sudah berencana untuk meminta sumbangan untuk membantu perbaikan fasilitas masjid tersebut.

"Rencananya kami sebagai pihak pengurus masjid akan meminta sumbangan dana pada donatur tetap atau pun pada pemerintah desa disini agar perbaikan fasilitas masjid segara dilakukan," pungkas Didin.


Muallaf di Cadasngampar Sukabumi Ikut Berkurban

DAKWAHPOS.COM, Sukabumi— Idul Adha tahun ini tidak banyak warga kampung Cadasngampar Neglasari Purabaya Sukabumi yang mengikuti sholat sunah di masjid setempat. Barisan jamaah yang biasanya sampai ke halaman masjid tidak lagi nampak.

Meski begitu ada yang berbeda. Lima orang muallaf ikut shalat sunnah berjamaah dan salah satunya turut berkurban.

Hal ini diungkapkan oleh H. MA. Suganda, salah seorang ustadz di masjid teresbut "Meskipun tidak terlalu banyak jamaah yang mengikuti sholat id, ada lima orang muallaf yang baru kali ini melakukan sholat idul adha salahsatu diantara mereka ikut berkurban Sapi." katanya.



Anton, salah seorang muallaf dari Katolik menyatakan bahwa ia  senang ikut berkurban sekalipun baru muallaf beberapa bulan yang lalu. "saya baru beberapa bulan masuk Islam, tetapi entah kenapa saya ingin sekali berqurban di hari raya Idul Adha ini. Saya senang tiada tara. Ini adalah tahun yang sangat bermakna untuk hidup saya. Mudah-mudahan saya masih di beri usia untuk bisa berqurban lagi tahun depan" Ujarnya.

Sedangkan Dimi, yang juga baru menjadi muallaf, menyampaikan bahwa ia akan berkurban tahun depan. "Saya Insyaallah setiap tahun kalau ada rezeqi dan panjang umur ingin melakukan qurban tiap tahun" Ujar Dimi.

Warga di kampung tersebut terlihat sangat antusias melihat proses pemotongan hewan kurban. Beberapa anak kecil nampak senang melihat cara pemotongan hewan kurban. 

Menurut Suganda pembagian daging qurban di masjid ini selalu diantarkan ke rumah masing-masing oleh panita.

"Alhamduillah semua warga di sini selalu mendapat bagiannya masing-masing. Tetapi hewan qurban tahun ini terlalu banyak, sehingga kami membaginya ke kampung sebelah," pungkas Suganda.

Reporter : Almaulida Syifa Deria/ KPI 3A / 1144020017



Mencegah Tragedi Berulang, Daging Kurban Diantar Ke Rumah Warga


DAKWAHPOS.COM, Bandung-- Kamis (24/9) sebagian besar umat Islam memperingati hari raya Idhul Adha. Seperti biasa seusai shalat Idul Adha DKM Al-Barokah komplek BUDP Bandung memotong hewan kurban dan membagikannya kepada masyarakat. 


Beberapa tahun terakhir pembagian daging kurban di masjid ini dilakukan dengan mengantarkan langsung ke rumah-rumah warga yang terdaftar.



Menurut Tohir, salah satu Panitia Kurban (24/9), hal tersebut dilakukan agar kejadian berdesak-desakan yang pernah terjadi beberapa tahun lalu tidak terulang.

"Pembagian daging ini kepada warga sesuai dengan data yang diterima dari RT setempat, kemuadian diantarkan oleh panitia. Pengantaran daging qurban ke rumah-rumah warga sudah sejak tahun 2000-an sampai sekarang." katanya 

Dulu ketika pembagian kurban dilakukan di masjid, ungkap Tohir banyak warga yang berdesak-desakkan hingga memecahkan kaca mesjid. Selain itu, banyak warga yang menjual daging qurban hasil bagiannya. Kejadian tersebut mendorong panitia berinisiatif melakukan proses pembagian dengan sistem yang lebih baik seperti yang dilakukan saat ini.

Reporter: Dwi Nurul Ilmi (KPI III B)


Surat Terbuka Syekh Ali Jaber

Oleh : Uwes Fatoni

Syekh Ali Jaber, siapa yang tidak mengenal ulama asal Madinah ini? Nama aslinya Ali Shaleh Muhammad Ali Jaber. Guru tahfidz di Masjid Nabawi ini sering terlihat di acara-acara televisi tanah air terutama program Hafiz Indonesia RCTI sebagai salah seorang juri dan juga beberapa televisi lain sebagai penceramah keagamaan. Syekh yang memiliki sebuah masjid besar di Madinah ini dikenal sangat luas ilmu agamanya.  Sejak kecil ia telah dididik secara formal di lembaga pendidikan agama.

Awal kiprah Syekh kelahiran 1976 ini dalam kegiatan dakwah di Indonesia cukup unik. Sebagaimana dikutip dari muslimmedianews.com Syekh Ali Jaber tahun 2008 menikahi dengan Umi Nadia, seorang gadis Lombok yang lama tinggal di Madinah, Tahun itu ia berkunjung ke Jakarta dan mengikuti shalat berjamaah di Masjid Sunda Kelapa. Salah seorang pengurus masjid memintanya untuk menjadi imam. Kemampuannya membaca Al-Quran dengan indah dan hafalannya yang sangat bagus menjadikannya dipercaya untuk menjadi imam shalat taraweh di masjid tersebut. Mendapat kepercayaan tersebut syekh yang telah hafidz 30 Juz Al-Quran ini pun mulai belajar bahasa Indonesia. Ia mahir menyampaikan dakwah secara lancar dalam bahasa Indonesia dan menarik perhatian umat Islam tanah air.

Namun, setiap usaha baik tentu tidak pernah lepas dari kelemahan. Beberapa kelompok masyarakat mengkritiknya bahkan memberikan tuduhan tanpa dasar kepada beliau, seperti menjadi agen penyebar Wahabi di Indonesia, ulama anti maulid, anti tawassul, dan lain-lain. Beberapa ceramahnya yang disampaikan di media televisi maupun rekaman pengajian di beberapa daerah  yang diunggah di website memancing perdebatan.

Merespon beragam pandangan atas kiprah dakwahnya tersebut, Syekh masjid Madinah ini membuat klarifikasi dengan menulis surat terbuka di media sosial. Saya mendapatkan surat terbuka ini dari akun Ustad Fahmi Salim, Wasekjen MIMUI sekaligus ustad yang aktif berdakwah di televisi dan media sosial.

Di awal suratnya Syekh Ali Jaber menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan dan kelemahannya dalam mengemas pesan dakwah di Indonesia. Sikap rendah hati ini memperlihatkan cerminan keagungan dirinya untuk secara terbuka memohon maaf kepada masyarakat sekalipun bisa jadi beliau tidak bersalah.

Beliau kemudian mengucapkan rasa terima kasih atas berbagai kritikan, nasehat dan masukan untuk kegiatan dakwah yang ia sampaikan terutama yang dianggap kontroversial. Ada tiga poin yang ia berikan penjelasan terkait dengan tuduhan yang dialamatkan beberapa kalangan kepadanya, yaitu :

Pertama, Tuduhan anti tawassul. Tuduhan ini muncul setelah ia menyampaikan ceramah di TV One, tanggal 19 Juni 2015 berjudul Antara Puasa dan Tauhid. Salah satu kalimat dalam dakwahnya di media tersebut yang dianggap kontroversil adalah "doa tercampur syirik". Menurutnya ia tidak bermaksud menyatakan tawassul sebagai bentuk kemusyrikan. Ia hanya mengajak masyarakat untuk meyakini doanya akan dikabulkan oleh Allah baik sendiri maupun berjamaah. Dalam berdoa juga jangan tercampur dengan keyakinan selain kepada Allah. Jadi menurutnya ia tidak anti tawassul.

Kedua, Larangan berlebihan dalam berkurban. Video rekaman ceramahnya yang diunggah di salingsapa.com memunculkan perdebatan karena jawabannya terhadap pertanyaan jamaah tentang berkurban.  ia menyampaikan jawaban bahwa berkurban lebih dari satu ekor sapi atau kambing itu terlarang. Menurutnya menjawab yang ia sampaikan bisa saja berbeda dengan ulama yang lain. Fatwa setiap ulama bisa berbeda terutama dalam wilayah ikhtilaf. Jadi ia menyarankan kepada masyarakat dalam setiap ceramahnya bila ingin bertanya masalah agama tanyalah Ulama yang berada di daerahnya seperti MUI. Ia sendiri menghormati setiap perbedaan pendapat dalam masalah agama.

Ketiga, Tuduhan menjadi agen Wahabi. Dalam surat terbukanya Syekh Ali Jaber menyebutkan bahwa ia dituduh membawa faham/aliran tertentu. Karena ia berasal dari Madinah, bisa difahami bila ada tuduhan bahwa ia menjadi agen penyebar faham Wahabi di Indonesia melalui media massa. Kekhawatiran tentang penyebaran aliran dari Arab Saudi ini beberapa tahun terakhir memang banyak muncul di Indonesia, apalagi seringkali faham-faham yang berasal dari Timur Tengah itu dianggap menjadi biang perpecahan umat di tanah air. Selain itu banyak yang melihat konflik di Timur Tengah yang disebabkan oleh perbedaan faham/aliran seolah akan disebarkan ke negara-negara dimana umat Islam berada. Tuduhan tersebut ditampik Syekh Ali Jaber. Syekh menyatakan bahwa ia sangat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan umat. Ia banyak bersilaturahmi dengan para ulama nusantara, meminta saran dan nasehat mereka sekaligus menghormati dan menghargai perjuangan mereka dalam menegakkan agama Islam. Sebaliknya, ia sering mendengar bahwa kelompok dari faham/aliran yang dituduhkan kepada dirinya justru antipati kepadanya karena sikapnya tersebut.

Demikian tiga klarifikasi yang disampaikan oleh Syekh Ali Jaber. Kita bisa melihat dalam setiap usaha dakwah respon positif atau juga negatif pasti akan muncul. Namun, seyogyanya perbedaan pendapat tidak perlu diperbesar apalagi dijadikan amunisi untuk memberikan tuduhan tanpa dasar.

Di tengah perjuangan umat untuk terus menegakkan agama Islam di tanah air perlu kesadaran dari  setiap pejuang dakwah untuk saling membantu, bahu membahu, dan berlomba-lomba melakukan kebaikan. Tentu kritikan, saran dan masukan perlu diterima dengan lapang dada untuk dijadikan pertimbangan dalam melakukan dakwah yang lebih baik.

Saya melihat Syekh Ali Jaber telah membuktikan bahwa sekalipun dirinya ulama kelahiran Madinah, namun sikapnya sebagaimana tercermin dalam surat terbuka di atas sudah mencerminkan dirinya sebagai ulama nusantara. Ulama yang terus berupaya menyebarkan Islam dengan damai, seraya mendalami sikap, karakter dan kebiasaan umat Islam di tanah air.

Catatan Awal September Ceria
Cijambe Ujung Berung Bandung

Kesalahan Umum Menulis Berita (1)

Catatan Seri Jurnalisme Dakwah

Membaca berita mungkin sudah menjadi aktivitas keseharian kita. Tapi, ketika diminta untuk menulis berita terkadang kita kesulitan untuk memulai dari mana dan bagaimana caranya. Kesulitan ini terjadi karena kurangnya latihan, selain tentu saja kurangnya pengetahuan tentang teknik menulis berita yang baik.

Dalam catatan kali ini saya akan mengungkapkan beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para calon jurnalis ketika mereka menulis berita. Catatan ini diperoleh setelah memperhatikan dan membaca dengan cermat tulisan berita yang dikumpulkan oleh mahasiswa KPI Semester tiga yang mengikuti mata kuliah Jurnalisme Dakwah yang saya ampu.

Para mahasiswa tersebut sengaja saya beri tugas untuk liputan langsung kegiatan Idul Adha dan kurban di kampungnya masing-masing. Mereka tidak diberikan penjelasan secara langsung tentang teknik menulis berita. Hanya instruksi yang saya berikan, agar mereka menggunakan instingnya untuk meliput berita berdasarkan penilaian mereka peristiwa tersebut memiliki nilai berita untuk dipublikasikan. Saya mengajak mereka untuk belajar sambil melakukan (learning by doing). Melalui cara ini mereka akan belajar dari kesalahan.

Kesalahan dalam penulisan berita oleh mahasiswa tentu perlu dibongkar sehingga mereka tidak akan mengulangi lagi kesalahan yang sama dalam liputan berita berikutnya. Dengan demikian mereka juga akan mendapatkan wawasan untuk membuat berita lebih baik.

Dalam tulisan ini saya akan mengungkapkan beberapa kesalahan umum dalam menulis berita. Pada bagian ini saya akan menyoroti tulisan mahasiswa dari aspek penulisan judul berita.

1. Penggunaan Huruf Kapital di Judul Berita
Salah satu kesalahan terbesar dalam menulis berita adalah keteledoran untuk memperhatikan tanda baca, termasuk huruf kapital. Salah satu aturan penting menulis berita adalah tidak boleh menggunakan huruf kapital untuk judul berita, contohnya:
MEROSOTNYA EKONOMI, KURBAN DI DESA NAGRAK MENGALAMI PENURUNAN 
WARGA KAMPUNG DUSUN PUHUN BERHARAP ADANYA PEMBAGIAN DAGING QURBAN  
TRADISI QURBAN DI KAMPUNG LEBAK LAME  
MENINGKATNYA MUZAKKI DI DKM NURUL QOLBI   
PERISTIWA SAAT SHALAT IED
MUHAMMADIYAH LEBIH AWAL MELAKSANAKAN SHALAT IDUL ADHA 1436 H DARI PENETAPAN PEMERINTAH

Huruf kapital bisa diartikan sebagai tanda kemarahan. Jadi judul berita dengan menggunakan huruf kapital bisa diartikan bahwa penulis sedang marah. Ini tentu tidak sesuai dengan maksud berita tersebut ditulis bukan?

2. Penggunaan Huruf Kecil di Judul Berita

Berbeda dengan kesalahan di atas, wartawan yang menuliskan judul berita dengan menggunakan huruf kecil semua menandakan bahwa ia tidak memahami kaidah penulisan berita. Contoh judul berita ini seperti:
malam idul adha tanpa kebisingan di maja
malam idul adha komplek cibiru raya 
lunturnya budaya idul adha 
ikhtilaf penetapan idul adha
3. Salah Penulisan di Judul Berita

Salah satu kesalahan terbesar wartawan lainnya adalah malas mengedit. Apalagi kesalahannya dilakukan dalam penulisan judul berita. Pembaca akan sangat terganggu dengan judul berita yang salah. Alih-alih mereka akan membaca isi berita, membaca judul berita saja mereka sudah malas.

Sebenarnya ada editor atau redaktur berita yang akan memberikan koreksi dalam kesalahan penulisan ini. Namun, jangan menambah kerja editor atau redaktur dengan hal-hal yang sepele seperti ini. Tugas mereka sudah cukup berat untuk memperhatikan dan mengedit isi berita agar sesuai dengan visi misi media. Jadi jangan malas untuk membaca kembali judul dan mengkoreksinya bila salah. Ini contohnya :

ARISAN QURBAN ,EMJADI SOLUSI WARGA 
IDUL ADAH MEMBAWA BERKAH BAGI PEDAGANG TUSUK SATE
 4. Tidak Ada Judul Berita

Judul berita adalah rukunnya penulisan berita. Bila tidak ada judul maka berita tersebut tidak jelas, dan dipastikan tidak layak untuk dijadikan berita. Beberapa mahasiswa masih menganggap bahwa tugas liputan berita ini tidak jauh berbeda dengan tugas membuat makalah, jadi mereka tidak memperhatikan unsur penting dari berita ini.
Ada juga yang menuliskan judul berita dengan tugas kuliah. Misalnya :
Berita tentang Lebaran Idul Adha  
JURNALISME DAKWAH 
Berita yang tidak memberikan judul atau memberi judul tapi dengan kata "tugas kuliah"  dipastikan tidak akan dimuat. Jadi perhatikan dengan baik hal ini, bila tulisannya ingin dimuat.

5. Berita Terlalu Panjang

Ada mahasiswa yang karena begitu bersemangatnya membuat berita sampai dalam judul berita dimasukkan semua unsur berita di dalamnya. Ada juga mereka yang menuliskan judul berita dengan kata-kata yang tidak perlu. Misalnya :

Naik nya harga daging sapi tidak membuat masyarakat Rengasdengklok berhenti dari tradisi saat idul Adha  
MUHAMMADIYAH LEBIH AWAL MELAKSANAKAN SHALAT IDUL ADHA 1436 H DARI PENETAPAN PEMERINTAH  
Tiket tidak hanya untuk masuk bioskop, untuk mengambil sebungkus daging qurban pun ada tiketnya ternyata... 
WARGA KAMPUNG DUSUN PUHUN BERHARAP ADANYA PEMBAGIAN DAGING QURBAN  
Pelaksanaan Shalat Idul Adha di Masjid Ikomah UIN SGD BDG 1436 
Libur Idul Adha, Wisata Pemandian Air Panas di Cipanas, Garut Ramai Pengunjung
Judul-judul di atas bila dikoreksi, akan didapatkan judul yang lebih baik, lebih efektif, lebih ringkas, namun tetap mencerminkan isi berita. yaitu:
Harga Sapi Naik, Masyarakat Rengasdengklok Tetap Berkurban 
Muhammadiyah Lebih Awal Shalat Idul Adha 
Ternyata, Dapat Kurban pun Harus Punya Tiket 
Warga Kampung Dusun Puhun Berharap Daging Kurban 
Shalat Idul Adha di Masjid Ikomah UIN Bandung 
Libur Idul Adha, Wisata Cipanas Garut Ramai Pengunjung

Demikian beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh calon wartawan ketika menulis judul berita. Semoga ini bisa menjadi catatan perbaikan untuk liputan berita berikutnya yang lebih baik.
Nantikan tulisan berikutnya tentang kesalahan umum menulis berita di catatan ini. Jangan lupa terus berlatih. Semoga bermanfaat.


Cijambe Ujung Berung,
Penghujung malam 30 Sept 2015

© Vokaloka 2023