Membentuk Jurnalis Santri Masa Kini



Ketika mendengarkan kata santri, yang terbayangkan dalam benak kita adalah sekelompok remaja muslim yang sedang memperdalam ilmu agama di sebuah lembaga pendidikan yang lazim disebut pesantren. Para santri ini identik dengan kehidupan yang religius karena mereka dididik dan digembleng dengan nilai-nilai agama di lembaga tersebut.

Selain pesantren entitas lain yang tidak bisa dipisahkan dari kata santri yaitu "kitab kuning". Kitab kuning adalah buku bertuliskan bahasa Arab yang berisi ilmu-ilmu agama Islam klasik yang menjadi rujukan belajar para santri. Disebut kitab kuning, karena warna kertas buku tersebut didominasi warna kuning kecokelatan.

Santri mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Karena pada dasarnya, santri merupakan orang yang kompeten dalam urusan agama sehingga mereka dapat membantu masyarakat dalam memecahkan problematika kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, para santri sering kali dijadikan sosok teladan dan panutan oleh masyarakat. Berdasarkan realitas tersebut, hakikatnya santri mempunyai peran dan tugas penting untuk menyebarkan dan mengajarkan agama Islam kepada masyarakat luas.

Mengingat pentingnya peran santri di masyarakat, idealnya mereka memiliki metode dan media yang efektif dalam menyampaikan dan mengajarkan nilai-nilai Islam. Diantara media yang dianggap efektif dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam adalah tulisan. Lewat tulisan pesan-pesan keislaman bisa disampaikan secara efektif dan efisien. Masyarakat yang membutuhkan informasi tentang ajaran Islam tidak harus datang ke pengajian atau belajar di Pondok Pesantren. Melalui tulisan para santri inilah ajaran-ajaran agama Islam bisa disampaikan dan diterima oleh masyarakat dengan baik.

Untuk itu, para santri dituntut untuk bisa dan mahir dalam menulis informasi tentang khazanah keislaman. Walaupun saat ini sudah banyak produk tulisan –seperti artikel, buletin, dan majalah– yang bernuansa keislaman, tapi kebanyakan karya tersebut ditulis oleh organisasi tertentu yang anggotanya heterogen. Pelatihan menulis, atau jurnalistik akan menjadi kegiatan yang menarik dan bermanfaat bagi para santri, karena berdasarkan hasil pengamatan, sampai saat ini masih jarang produk jurnalistik yang dihasilkan oleh santri.

Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa pelatihan jurnalistik bagi para santri itu penting. Pertama, para santri perlu memiliki bekal kemampuan menulis dengan baik dan benar. Dengan pelatihan ini, setidaknya santri mampu menyampaikan informasi tentang agama Islam melalui tulisan yang mudah dibaca dan dicerna oleh masyarakat. Jika santri menguasai ilmu jurnalistik, maka mereka dapat menerjemahkan kandungan kitab uning dalam sebuah tulisan yang mudah dibaca dan dimengerti oleh masyarakat. Penerjemahan isi Kitab Kuning dalam bentuk karya jurnalistik akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang mayoritas tidak mampu memahami dan mengerti isi Kitab Kuning secara langsung,

Kedua, pelatihan jurnalistik akan melahirkan santri yang memiliki kemampuan intelektual yang berkualitas. Seorang santri dituntut tidak hanya menguasai ilmu agama yang bersifat normatif, tapi juga ilmu-ilmu lainnya yang bersifat kontemporer. Dengan demikian posisi santri tidak kalah dibandingkan para intelektual lulusan dari lembaga pendidikan formal. Selama ini, jika diperhatikan pelatihan jurnalistik seringkali hanya diselenggarakan untuk mahasiswa, pelajar, maupun elemen masyarakat lainnya yang bersifat formal. Pelatihan jurnalistik untuk santri akan menjadi kegiatan baru yang unik dan bermanfaat.

Ketiga, pelatihan jurnalistik akan melahirkan produk jurnalistik yang berkualitas dengan tetap berlandaskan nilai-nilai Islam. Dengan kata lain, pelatihan ini akan melahirkan karya jurnalistik Islami yang positif yang mampu menyeimbangi produk jurnalistik yang saat ini ada yang cenderung banyak melahirkan konflik.

Pada tataran praktisnya, pelatihan jurnalistik ini, memiliki dua tujuan utama yaitu,  secara khusus menjadi sarana dakwah Islamiyah dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas. Dan secara umum, atau jangka panjang pelatihan ini, akan melahirkan jurnalis Muslim yang kredibel, ideal dan profesional. Kehadiran jurnalis Muslim ini diharapkan bisa mewarnai dunia jurnalistik dan bisa menjadi sarana dakwah Islamiyah yang efektif di tengah masyarakat.

Untuk itu, sebuah lembaga profesional dalam pelatihan jurnalistik bagi para santri perlu dibentuk. Lembaga ini akan benar-benar fokus  dalam memberikan pelatihan jurnalistik kepada para santri. Lembaga ini juga bisa menjadi start up company yang memiliki prospek yang bagus untuk terus dikembangkan.

Penulis : Faisal Muzzammil, Mahasiswa Pascasarjana UIN Bandung Prodi S2 KPI

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023