Usai Shalat Idul Adha, Warga Bojong Bersalaman Sepanjang Jalan Kampung

DAKWAHPOS- Bandung, Pelaksanaan  shalat Ied di kampung Bojong Desa Sukamukti kecamatan Katapang dilakasanakan dengan begitu hikmat.  Namun karena banyak nya jemaah, tempat yang disediakan panitia pun tidak memadai. Masjid yang terletak di kampung Bojong Desa Sukamukti kecamatan Katapang merupakan masjid yang  cukup besar. Selain masjid ini hanya ada mushola yang bisa digunakan warga kampung untuk shalat.

Padatnya jemaah yang melaksanakan shalat Ied menghasilkan satu tradisi unik yang mungkin tidak di temukan di kampung lain yaitu dalam rangkaian salam salaman jika di masjid pada umumnya acara salam salaman dilakukan di dalam masjid lain hal nya dengan di kampung Bojong. Usai melaksanakan sholat Ied Jemaah yang mayoritas terdiri dari ibu-ibu  berbaris satu barisan panjang di sepanjang jalan kampung. Mereka dibagi menjadi dua bagian yaitu jemaah laki-laki dan jemaah perempuan  barisan jemaah yang hampir memanjang hampir sampai RT lain. Sambil bersalaman mereka juga saling bercengkrama dan bercanda ria diantara sesama jemaah.

Menurut Ustad Adam, salah satu tokoh di kampung Bojong, tradisi ini telah ada sejak 2002.
"Mulanya banyak pendatang dari desa lain ataupun dari kota.  Awalnya tradisi ini dilakukan secara melingkar di lapang di depan masjid namun seiring dibangunnya madrasah di depan masjid tradisi salam salaman ini jadi memanjang mengikuti jalan di kampung." Katanya.

Kurban di Masjid Al-Hidayah Kalijati Mengalami Peningkatan

DAKWAHPOS.COM—Subang, Kegiatan kurban yang dilaksanakan di masjid al-Hidayah Kalijati Subang (24/92015) mengalami peningkatan, Jumlah hewan yang diserahkan masyarakat melebihi jumlah hewan kurban di Masjid Agung Kalijati.

"saya merasa senang dan bersyukur atas kepercayaan masyarakat kepada kami untuk membagikan daging kurban pada tahun ini, karena sungguh saya pun tidak menduga kalau jumlah hewan kurban tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berarti ini merupakan suatu kesadaran dari pada warga sekitar untuk berpartisipasi dengan kami dan berlomba dalam kebaikan." Ujar Asep Ahmad Nasir, ketua DKM Masjid al-Hidayah.

Beriring dengan banyaknya hewan yang disembelih, jumlah panitia pun ditambah. Mereka terlihat bergembira memotong dan membagikan hewan kurban kepada masyarakat.

"Dengan motto "Subang Gotong Royong" panitia tersenyum dan saling berbagi canda tanpa lelah menghitung dan membungkus potongan-potongan daging yang akan dibagikan hingga selesai dan kami mengharap berkah nya dari Allah SWT." Kata Yusuf Budiana, Ketua Panitia Kurban.

Reporter : Jamilah Nurhalimah/KPI 3 B

Kurban di Masjid Al-Hikmah Tangerang Berjalan Lancar



DAKWAHPOS.COM, Tangerang, Kamis (24/9) - Warga Pondok Sejahtera Kutabumi Tangerang mengadakan acara tahunan pemotongan hewan qurban dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Adha 1436H. Acara dilakukan setelah warga melaksanakan Shalat Idul Adha di Masjid Jami Al-Hikmah yang berlokasi di Jalan Beo Raya Pondok Sejahtera Tangerang

"Alhamdulillah, ada cukup banyak warga yang menyumbangkan hewan qurbannya pada tahun ini. Total ada 10 kambing dan  6  sapi, lebih banyak dari tahun lalu  yang hanya sebanyak 7 kambing dan 2 sapi," ujar Nanang Sudrajat,  salah  seorang panitia acara kurban tersebut.

Proses pemotongan hewan Kurban berjalan dengan lancar tapi ada tragedi sapi mengamuk saat ingin di potong, ketika hendak dibacakan doa sapi tersebut hendak memberontak membuat warga sekitar panik. Tapi kemudian dapat di tenangkan ketika warga mengikat kakinya dengan  tali tambang  yang menyebabkan sapi tersebut terjatuh dan dengan mudahnya dapat dijinakkan. Selebihnya proses pemotongannya berjalan dengan lancar.

"Semoga di tahun depan akan lebih banyak lagi warga yang menyumbangkan hewan qurbannya di masjid ini, dan semoga kepanitiaan di tahun depan akan lebih banyak lagi anak muda yang ikut serta di dalamnya," Pungkas Bapak Sugiharto, ketua umum kepanitian qurban tahun ini.

Banyak sekali warga sekitar yang menonton  pada saat proses pemotongan, dan rezeki pun  datang pada pedagang kaki lima yang ikut meramaikan acara qurban di lokasi.Rezeki memang datang dari mana saja dan kita tidak tahu kapan datangnya, yang kita perlu lakukan hanyalah berdoa kepada Yang Maha Kuasa, Alhamdulillah.

Reporter : Elya Rhafsanzani/KPI 3B

Warga Kampung Raden Bekasi Antusias Mendapatkan Daging Kurban


DAKWAPOS.COM, BEKASI-- Setiap tahunnya warga sekitar  Kampung Raden, Bekasi , Tepatnya jama'ah di Majelis Ta'lim Al-Hidayah melaksanakan potong qurban. Akan tetapi, Tahun ini majelis Al-Hidayah hanya berqurban 1 ekor sapi dan 4 ekor kambing, berbeda dengan tahun sebelumnya (24/9),"ujar Taufik (40) panitia.

Pemotongan dilakukan pukul 8.30. Setelah selesai pemotongan qurban, sapi dan kambing yang telah dipotong langsung dibersihkan dan dikemas dalam kantong plastic semuanya berjumlah 200 bungkus yang akan  segera dibagikan kepada jama'ah Majelis Ta'lim Al-Hidayah.

Saat pembagian daging qurban berlangsung, datanglah ibu-ibu yang namanya tidak tercatat untuk bisa mendapatkan jatah. Mereka saling mengajak temannya untuk ikut mengantri. Karena mreka sudah mengantri dari pagi  akhirnya panitia pun memberikan jatah daging qurban kepada mereka.
Akhirnya banyak Jama'ah yang tidak mendapatkan jatah daging karena sudah habis dibagikan kepada ibu-ibu yang telah mengantri dari pagi hari,"ujar Ahmad

Demikianlah kejadian yang terjadi pada saat hari raya qurban di lingkungan kampung raden, Bekasi. Sebenarnya  mereka pun berhak untuk dapat merasakan bagian dari hewan qurban walupun cara mereka untuk mendapatkannya berbeda-beda.


Reporter: Evita Dewi/KPI 3B







Pesantren Srahtarjuningrahyu Selenggarakan Khitanan Masal Setelah Kurban


DAKWAPOS.COM, Tasikmalaya-- Kurban merupakan kegiatan rutin setiap tahun di Pondok Pesantren Srahtarjuningrahyu. Di pondok ini jumlah hewan kurban adalah satu  ekor sapi dan dua ekor kambing. Hewan kurban ini diambil dari iuran para santri.  Mereka diwajibkan berkurban dengan iuran 30.000 per santri. Dari 90 orang santri didapatkan satu ekor sapi.

Selain kegiatan kurban Pondok Srahtarjuingrahyu juga mengadakan acara khitanan masal. kegiatan ini di laksanakan hari sabtu (26/915),. Khitanan masal ini diikuti oleh 43 orang peserta khitan.
Sebelum acara dilaksanakan, semua santri turut membantu mempersiapkan kebutuhan acara. Mereka dibantu oleh anggota OSIS bahu membahu mensukseskan acara tersebut.

Acara khitanan masal berjalan dengan lancar, setiap anak khitan diberi satu parsel dan  baju koko. 

reporter, Ikmalia KPI 3B

Dolar Mahal, Kurban Sapi di Masjid Asy-syifa Justru Bertambah

DAKWAPOS.COM, Bandung - Meski harga sapi tahun ini cukup mahal, namun itu tak menyurutkan semangat masyarakat untuk menitipkan hewan kurban kepada DKM Masjid Asy-Sifa Cidadap Bandung. 

Tahun 2015 ini terjadi peningkatan penitipan hewan  kurban dari masyarakat kepada DKM. Hewan qurban tahun ini mencapai lima ekor sapi  dan 12 ekor kambing. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbanyak yang pernah diterima oleh panitia kurban di masjid tersebut.
"Tak seperti tahun kemarin, tahun ini jumlah penitip hewan qurban meningkat padahal saya prediksi tahun ini  bakal menurun karena harga dolar masih tinggi" ujar Encas (24/09) salah seorang pengurus DKM sesaat sebelum Shalat Ied dimulai.

Setelah semua daging disembelih Danging qurban ini kemudian dibagi-bagikan ke seluruh masyarakat RW 07 Kec. Cidadap.

Reporter : Junariah KPI 3/B


Hewan Kurban Mati Sebelum Disembelih

DAKWAPOS.COM, Bandung: Suara takbir bergema di Masjid PPI 45 Rahayu tanda masyarakat kampung Curug menyambut Hari Raya Idul Adha dengan hati suka cita,
Tetapi kegembiraan tidak dialami oleh keluarga H. Endun (59) Mereka harus merelakan salah satu sapi perahnya yang awalnya akan dijadikan hewan kurban, mati sebelum disembelih.

Sapi tersebut kata Endun (24/90)mati karena keracunan makanan.

"Ketika saya mengecek ke kandang sapi milik saya , saya melihat sapi sudah tewas dan sayangnya belum di sembelih," ujar Endun.
Salah seorang warga, Ai (27) memberikan kesaksian, bahwa pada malam hari takbiran ia melihat anak kecil masuk ke kandang sapi dan memberi makan daun singkong muda sapi milik H. Endun  tersebut. Ai,
Menurut Endun sapinya tersebut sangat alergi terhadap daun singkong sehingga ketika ada yang memberi makan daun tersebut, sapinya menjadi keracunan. Diperkirakan kerugian yang dialami H. Endun mencapai 30 juta Rupiah.
Reporter Ismawati/KPI 3 B


Usai Shalat Idul Adha, Pemulung Mengais Rezeki

Warga Antapani RT 04 / RW 13 Bandung antusias mengikuti Shalat Idul Adha yang diselenggarakan di lapangan basket, Kamis (24/09/15). Sebagaimana biasanya tumpukan sampah bekas alas shalat berserakan memenuhi lapangan.

Salah seorang warga yang juga pemulung berinisiatif memungut sampah sisa alas Shalat tersebut.

Pemulung yang tidak mau disebutkan namanya itu, setiap kegiatan shalat Id sering terlihat mengumpulkan koran bekas. Menurutnya Ia melakukan itu untuk membantu warga agar tidak perlu bersusah payah membersihkannya. Selain itu ia juga mendapatkan tambahan penghasilan.

"Saya mengumpulkan sisa koran, kemudian membawanya ke tukang pengepul untuk dijual. Lumayan uangnya bisa menambah pemasukan" katanya di sela-sela usahanya mengumpulkan koran.

Reporter: Indah Purnama Putri/KPI IIIB/1144020081

Peningkatan Hewan Qurban di Ponpes Al-Barokah

DAKWAPOS.COM, Garut-- Pondok Pesantren Al-Barokah Pangkalan Malangbong Garut tahun 2015 ini (24/9) kembali menyelenggarakan pemotongan hewan qurban. Berbeda dengan daerah lain yang mengalami penurunan jumlah pekurban karena kondisi ekonomi Indonesia yang sedang lesu, Pesantren Al-Barokah mendapatkan kurban yang cukup banyak.

Menurut Nanang Ridwan,  salah seorang panitia pemotongan hewan kurban berbeda dengan tahun 2014 dimana hewan kurban di Pesantren Al-Barokah hanya dua ekor sapi dan tiga ekor kambing. Tahun ini hewan kurban bertambah menjadi enam ekor sapi dan dua ekor kambing ,

Lokasi pemotongan hewan kurban dilakukan di belakang mesjid.  Sedangkan pembagian daging kurban dilaksanakan dengan sistem karcis. Menurut Nanang tahun ini hampir sebagian besar warga Pangkalan mendapatkan jatah daging. Mereka bisa menikmati daging kurban tersebut dalam suasana suka cita. 

Warga Tanjungsari Berkurban Kerbau


DAKWAHPOS.COM, Sumedang-- Penyembelihan  hewan di Hari Raya Idul Adha sudah menjadi ritual tahunan umat Islam. Umumnya yang dijadikan hewan kurban adalah sapi atau kambing. Namun hal yang berbeda terjadi di kecamatan Tanjungsari Sumedang (24/09). Hewan kurban di kabupaten penghasil tahu ini selain sapi dan kambing, juga terdapat kerbau.

Adalah keluarga Ishak, warga kampung Cikondang Tanjungsari yang menjadikan kerbau sebagai hewan kurban.  Ia memilih kerbau karena menurutnya harga kerbau lebih  terjangkau, sesuai dengan dana yang ia miliki.

“Harga sapi saat Idul Adha tahun ini mencapai 21 juta, sedangkan dana yang saya punya kurang dari itu, jadi saya putuskan untuk membeli kerbau untuk dikurbankan ”  ungkap Ishak.

Panitia kurban mesjid Al Furqon sendiri  menyambut baik inisiatif salah satu jamaahnya tersebut. Menurut Uu Mulyana, ketua panitia kurban, berkurban dengan kerbau diperbolehkan oleh para ulama dan sesuai dengan aturan agama.

“Kurban dengan kerbau dibolehkan karena para ulama’menyamakan kerbau dengan sapi dalam berbagai hukum dan keduanya dianggap sebagai satu jenis” tutur Uu.

Proses penyembelihan hewan qurban kerbau ini dilakukan sebagaimana biasanya. Kejadian unik ini menjadi perhatian warga sekitar. Mereka cukup antusias mendapatkan daging kerbau  yang dibagikan panitia.

Reporter : Iqbal Mudzakir S./KPI 3B

Masjid Darul Ittihad Bekasi Sembelih 24 Ekor Hewan Kurban

BANDUNGPOS.COM, Bekasi-- Panitia kurban Masjid Darul Ittihad Komplek Jatisari Permai, Jatisari Jatiasih Bekasi usai melaksakan shalat Idul Adha Kamis (24/9/2015) menyembelih 24 ekor hewan kurban di lapangan RW 015. Kurban tersebut terdiri atas delapan ekor sapi dan 16 ekor kambing. Penyembelihan hewan kurban dimulai pukul 09.00 WIB. Kemudian daging hewan kurban dibagikan kepada 300 kepala keluraga (KK) di lingkungan komplek dan sekitarnya.

Ketua Panitia Kurban Kliwon Rasmono mengatakan kegiatan kurban di Masjid Darul Ittihad dilakukan setiap tahun dan tahun ini jumlah herwan kurban mengalami peningkatan.

“Untuk tahun ini ada 24 hewan kurban yang disembelih, masing-masing 8 ekor sapid an 16 ekor kambing. Untuk pembagian dagingnya akan kami lakukan pada pukul 13.00 WIB dengan sistem pembagian kopun,” kata Kliwon.

Kliwon berharap masyarat terus meningkatkan partisipasi dalam berkurban. "Diharapkan dengan sistem iuran perbulan kepada panitia, atau dengan cara mencicil, sehingga pada hari Raya Idul Adha ke depan jumlah hewan kurban bisa bertambah banyak” tutur Kliwon.

Kliwon mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah ikut berkurban dengan ikhlas untuk membantu masyarakat kurang mampu. “Semoga kurban yang diperuntukan bagi masyarakat menjadi berkah dan menambah ketakwaan masyarakat yang mampu untuk selalu berbagi rasa dengan penuh kebersamaan merayakan hari Raya Idul Adha,” pungkasnya.

Reporter: Faris Kasyfi Aziz/KPI 3B

Berbagi Kebahagiaan, Iing Bagikan 600 Bungkus Daging Sapi

BANDUNGPOS.COM, Majalengka -- Memotong hewan kurban pada hari raya Idul Adha adalah salah satu tradisi umat muslim. Biasanya pemotongan kurban dilakukan di masjid atau organisasi. Hal yang berbeda terjadi di Desa Babakanjawa Majalengka. Satu keluarga memotong 2 ekor sapi sekaligus di halaman belakang rumah mereka (23/9).

Adalah keluarga Iing Misbahuddin (37) yang berinisiatif untuk melakukan pemotongan kurban sapi. Pemotongan tersebut dilakukan pada hari Kamis (25/9) tepat pukul 09.00 WIB yang berlangsung kompak dan melibatkan banyak warga.

Untuk memudahkan pembagian daging kurban, dibagikan terlebih dahulu karcis kepada para tetangga dan warga setempat Menurut Iing dengan menggunakan karcis pembagian daging menjadi lebih teratur.

"Pembagian karcis dilakukan agar pembagian daging lebih terkontrol. Kita sudah lebih dulu menentukan siapa yang akan dibagi, dan kita pun sebagai tuan rumah tidak perlu repot-repot membagikan daging, tinggal tunggu saja mereka yang sudah diberi karcis datang ke rumah," tutur Iing.

Dari dua ekor sapi tersebut didapatkan 600 bungkus daging yang dibagikan kepada masyarakat yang tidak mampu dan masyarakat umum.

"Daging hewan Idul Adha ini tidak hanya dibagikan untuk orang fakir miskin kok. Berbagi dengan orang kaya pun tidak masalah, anggap saja itu sebagai hadiah atau bentuk rasa saling menghargai," ujar Lilis (38) istri dari Iing.

Bagi keluarga Iing berkurban di hari raya merupakan salah satu cara untuk membantu warga lingkungan sekitar. Dan itu cukup membantu, selama diniatkan dengan ikhlas.

"Intinya sedekah, ya memang semua harus diniatkan karena Allah Azza Wajalla semata," pungkas Lilis.

Reporter Intan Aulia/KPI 3B
   


Jelang Idul Adha, Perbaikan Jalan di Batu Jajar Sebabkan Kemacetan

DAKWAHPOS.COM, Bandung Barat --Perbaikan jalan di Desa Salacau Kecamatan Batujajar Barat Kabupaten Bandung Barat mengakibatkan kemacetan total. Sampai hari Rabu, (23/9/2015), perbaikan Jalan dari Sinar Jaya sampai Pertigaan Soreang Cihampelas Bandung Barat  ini tak kunjung selesai.

Kondisi ini mengakibatkan kemacetan. Apalagi menjelang H-1 Hari Raya Idul Adha, banyak pengendara motor yang lalu-lalang melewati jalur ini. Mereka harus bersabar dengan kemacetan yang semakin parah.

Tami, salah satu pengendara motor mengungkapkan (23/9) bahwa perbaikan jalan yang memakan waktu lama cukup mengganggu para pengguna jalan.

“Perbaikan jalan yang menimbulkan kemacetan tersebut sangat meresahkan pengendara kendaraan. Selain karena lamanya perbaikan jalan juga karena lokasi penyetopan pengendara berada di area jembatan.” ungkapnya

Beberapa kali terjadi kericuhan antar petugas perbaikan jalan dengan pengendara motor yang tidak sabar menunggu antrian bagiannya untuk lewat. Tidak terlihat satu pun petugas kepolisian yang mengatur kemacetan di jalur ini. Beruntung beberapa warga berinisiatif membantu kelancaran lalu lintas.

“Tidak adanya polisi yang mengatur sistem buka tutup jalan tersebut, menyebabkan para pengendara tidak takut dengan petugas perbaikan jalan. Tidak jarang pengendara yang terus menerobos walau sudah diperintahkan untuk berhenti.” Pungkas Tami.

Reporter: Rita Trisna/KPI 3C

Berdakwah Melalui Arisan Amal Manajemen

Oleh: Linda Tunaerah,

Belajar dari sosok Mario Teguh yang berdakwah dengan konsep tanpa melabelkan diri sebagai agamawan (Ustadz) namun sarat akan materi dakwah. Motivasi-motivasi yang dihadirkannya begitu sederhana sehingga mudah diterima oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Muncul ide untuk membuat suatu usaha atau lembaga yang lumrah bagi masyarakat namun di dalamnya berisi kegiatan dakwah yakni Arisan Amal Managemen.

Arisan Amal Manajemen adalah sebuah lembaga sosial yang menjadikan arisan - yang banyak digemari kalangan wanita dewasa- sebagai bentuk kegiatan utama. Dalam aplikasinya kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan syi’ar Islam dan membantu kaum wanita yang terlantar.
Dua elemen yang saling bersinergi dalam kegiatan ini adalah arisan para ibu-ibu pejabat, pengusaha ataupun yang berkecukupan dan arisan Ibu-Ibu miskin dan gelandangan yang ditampung, dididik dan dipekerjakan dalam naungan lembaga sosial ini.

Salah satu alasan yang mendasari munculnya ide ini adalah konsep kegiatan arisan sangat disukai Ibu-Ibu. Kegiatan sosial ini  biasanya digemari oleh para dermawan yang berkecukupan, namun kemudian diarahkan untuk membantu wanita-wanita gelandangan sehingga menjadi kegiatan positif dan memberi peluang pekerjaan bagi para wanita gelandangan tersebut.

Adapun langkah aplikasi program ini yakni membuat promosi dan managemen kecil terlebih dahulu untuk mengajukan proposal kerja sama kepada Ibu-Ibu pengusaha, pejabat dan dermawan untuk bergabung menjadi anggota Arisan Amal dengan jumlah Arisan perbulan 1 juta. Ibu-Ibu ini biasanya mempunyai beribu ide usaha yang bisa dijalankan untuk melipat gandakan keuntungan uang arisan awal tersebut

Uang Arisan amal akan dimanfaatkan menjadi modal awal bagi para wanita-wanita gelandangan. Mereka dikumpulkan, dididik dan dipekerjakan dalam usaha yang dimodali dana hasil Arisan Ibu-Ibu arisan tadi. Misalnya mereka diajarkan untuk mampu menjahit, membuat kue, jajanan atau membuat kerajinan tangan.

Seiring berjalannya waktu peserta arisan amal ini akan diperluas dan diperbanyak sehingga semakin banyak donasi yang terkumpul yang bisa dijadikan modal membangun tempat penampungan wanita gelandangan dan juga dibuat untuk modal mendirikan tempat usaha. Jika telah mencukupi, penghasilan dari usaha akan dibagi 3 yakni untuk Ibu-Ibu arisan pemodal, pihak manajemen dan Ibu-Ibu gelandangan pekerja.

Keuntungan bagi Ibu-Ibu arisan sebagai pemilik modal di awal akan mendapatkan penghasilan dalam jangka panjang, modal mereka akan berlipat dari jumlah setoran arisan awal mereka. Keuntungan ini akan dibagikan dengan cara dikocok setiap bulan layaknya sistem arisan.

Sebagai pengelola manajemen mendapatkan jatah hasil dari mengelola dan juga partisapasi sebagai pemodal sehingga ikut pula mendapatkan jatah arisan bulanan. Untuk Ibu-Ibu gelandangan tentu program ini sangat membantu mereka terbebas dari kemiskinan. mendapatkan bagi hasil dan merekapun diwajibkan mengikuti kegiatan arisan antar mereka sebagai bentuk pembiasaan mereka untuk menabung. Dengan demikian jatah arisan dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan kehidupan mereka.

Dalam kegiatan arisan biasanya ada perkumpulan, Untuk itu terbuka kesempatan bagi semua anggota untuk berjualan atau mempromosikan diri dan usahanya. Kaitannya dalam dakwah tentu kegiatan ini sangat mengandung nilai dakwah karena mengajak para Ibu-Ibu yang mampu dan dermawan untuk beramal namun sekaligus berarisan, sementara mengajak Ibu-Ibu gelandangan untuk berwiraswasta dan tak lupa dalam kegiatan ini akan diadakan pengocokan arisan yang akan dibarengi kegiatan dakwah dengan mengundang Ustadzah untuk menambah kelimuan agama dan membangun silaturahim. Dapat pula dalam kegiatan ini para dermawan membuat sumbangan untuk yatim piatu maupun dhuafa.

Sebagai manajer, saya harus mampu melakukan yang terbaik dan mengatur promosi dan mengolah keungan dengan baik dengan membangun manajemen kecil yang kompeten sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dan kepercayaan para donatur arisan tetap terjaga dan para Ibu-Ibu gelandangan tertangani dengan baik.

Penulis, Mahasiswa Pascasarajan UIN Bandung Prodi S2 KPI

Menggagas Pesantren Motivasi dan Trainer “The-Dakwah”

Oleh Safril

Dakwah di era kontemporer saat ini perlu terus digalakan untuk terwujudnya masyarakat muslim yang religius dan memahami syari’at Islam dengan baik. Dakwah di era ini dituntut untuk dapat memanfaatkan berbagai media atau i’lam, baik cetak, elektronik maupun online.

Dengan beragam media serta beragam karakter mad’u yang harus didakwahi, maka kegiatan dakwah harus dibarengi dengan revolusi kualitas da’i. Da’i dituntut mampu masuk di media-media tersebut sekaligus memahami karakteristik mad’u.

Sebagai bentuk kepedulian akan eksistensi dakwah dan syi’ar Islam di masa depan, generasi muda saat ini perlu diarahkan pada dakwah baik sebagai objek maupun subjek dakwah. Kondisi kehidupan pemuda yang saat ini begitu akrab dengan berbagai media menuntut dakwah dapat memanfaatkan media tersebut.

Selain itu, konsep dakwah pun harus terus diperbaharui, salah satunya melalui konsep motivasi yang dibumbuhi pesan keislaman. Konsep tersebut lebih dianggap ringan dan fleksibel daripada ceramah seperti biasanya. Konsep tersebut juga dapat diperkaya dengan sisipan musik yang kini menjadi elemen tak terpisahkan dari kehidupan mereka serta pemanfaatan media online maupun cetak yang mereka gandrungi. Dengan adanya tuntutan itu maka dirasa sangat perlu diadakan manajemen atau lembaga yang bergerak untuk memenuhi berbagai kebutuhan dakwah tadi.

Salah satu lembaga yang bisa menerapkan konsep tersebut adalah Pesantren Motivasi dan Trainer “The Dakwah” di Bangka Belitung. Lembaga ini adalah lembaga pendidikan berbasis manajemen dakwah yang hadir untuk menjawab tantangan dakwah di masa kini. Lembaga ini diharapkan mampu mencetak kader-kader dakwah muda yang dapat menggiatkan dakwah dengan konsep manajemen bernuansa showbiz. Konsep showbiz yang dimaksud yaitu memadukan antara dakwah tabligh, entertainmen dan media.

Pesantren ini dibuka khusus untuk kalangan mahasiswa yang berminat menjadi anggota. Mereka akan dididik, dibekali pengetahuan, dan diberikan peluang kerja setelah selesai pendidikan.

Adapun tahapan yang dilaksanakan dalam pesantren motivasi ini adalah  Pertama, promosi terlebih dahulu ke kampus-kampus yang ada di daerah Bangka Belitung melalui pengadaan seminar dan motivasi gratis melalui kerja sama dengan organisasi intra kampus se-Bangka Belitung. Promosi menampilkan motivator terbaik dengan kemasan Dakwah bersama Nasyid, Motivasi dan Acara yang menghibur. Kegiatan ini diharapkan akan mempromosikan Pesantren Motivasi Dan Trainer “The-Dakwah” ke masyarakat.

Kedua, Mahasiswa yang bergabung akan diberi pembekalan selama tiga hari, kemudian diseleksi layakanya penerimaan mahasiswa baru di sebuah kampus. Berikutnya mahasiswa yang telah bergabung atau disebut Maha Santri dan akan disediakan tempat khusus untuk bermukim dan belajar. Maha Santri akan di pilah sesuai kemampuan dan skill masing-masing untuk difokuskan pada satu bidang khusus.. Misalnya santri difokuskan menjadi MC, Motivator, Bagian Media Elektonik, Nasyid, Hafidz, Kaligrafi, Penulis, Mubaligh dan sebagainya.

Ketiga, Mahasantri akan dididik dengan diajak berdakwah langsung ke kampus-kampus atau lembaga-lembaga pendidikan yang telah diadakan kerja sama. Selain itu, para mahasantri akan disediakan lapangan usaha bersama semisal usaha kerajinan tangan, jual beli ATK, kuliner, ataupun pertanian dengan sistem kerja bagi hasil. Hasil usaha tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan pesantren serta penyediaan fasilitas yang lebih lengkap.

Terakhir, Santri-santri yang telah terlatih melalui pembekalan dan memiliki jam terbang yang cukup tinggi akan terus dipertahankan dalam manajemen dakwah profesional. Contohnya Grup Nasyid yang terseleksi akan ditampilkan secara profesional untuk kegiatan Hiburan Islami di acara-acara besar, acara keluarga maupun pernikahan. Demikian juga Penulis akan dirangkum dan diterbitkan hasil karya mereka. Kaligrafi pun akan dipromosikan untuk membuat karya kaligrafi di masjid-masjid.

Jika telah tercetak kader-kader dakwah, pesantren motivasi ini akan dikembangkan lebih lanjut dengan membuka kelas tahfidz, madrasah dan sekolah umum seperti untuk pelajar SD, SMP amupun SMA.  Tenaga pengajarnya akan memanfaatkan mahasantri yang telah terbentuk tadi.

Untuk menunjang aktivitas lembaga ini disiapkan sumber pendanaan yang berasal dari kerja sama dengan lembaga-lembaga keislaman seperti BAZ, pemerintah, dan pengusaha. Kerja sama juga dilakukan bersama lembaga pendidikan kampus, organisasi dan media massa. Sehingga diharapkan lembaga ini akan berkembang pesat dan memberi manfaat yang banyak bagi masyarakat Bangka Belitung.

Penulis, Mahasiswa Pascasarjana UIN Bandung Prodi S2 KPI

Panglima TNI berkurban di Kampung Rawa Lega Bogor

DAKWAHPOS.COM, Bogor -- Warga Kampung Rawa Lega Desa Gunung Sari  Pamijahan Bogor turut merayakan Idul Adha dan memotong hewan kurban, pada kamis (24/09) siang. Satu ekor  sapi dan tujuh ekor kambing dipotong dan dibagikan kepada warga di kampung tersebut.

Ada  yang spesial dalam perayaan Idul Adha tahun ini, Jendral Gatot Nurmantyo, Panglima TNI  yang juga warga kampung Rawa Lega turut berkurban dengan menyediakan satu ekor sapi yang cukup besar.

Sebelum menjadi Panglima TNI, Gatot rutin berkurban di kampung ini setiap tahun. Keberadaan kurban Panglima TNI tersebut menambah semarak perayaan Kurban di Kampung tersebut. 

“ Kurban tahun ini tambah banyak dibandingan tahun lalu. Tahun ini kurban sangat spesial karena kami mendapatkan hewan kurban dari Pak Gatot Nurmantyo yaitu seekor sapi” ungkap Ace Abdul Marta, Ketua RT yang juga panitia kurban.

Meskipun Jendral Gatot tidak nampak menghadiri kegiatan pemotongan kurban, masyarakat tetap terlihat antusias melakukan pemotongan dan pembagian hewan kurban. 

“Kami mengucapkan terima kasih (atas pengiriman kurban) dan menyampaikan selamat atas terpilihnya beliau sebagai panglima TNI.” Ujar Ace di sela-sela acara pembagian daging kurban. 

Reporter : Muhtarudin/ KPI 3 C

UIN Sunan Kalijaga Membela Dosen yang Dipecat Menag

Dr. Waryono, Pgs UIN Sunan Kalijaga
Dakwahpos.com, Yogyakarta-- Upaya  Achmad Uzair Fauzan, Dosen Jurusan Sosiologi UIN Yogyakarta yang dipecat Kementerian Agama untuk mengajukan banding didukung penuh oleh UIN Sunan Kalijaga.

Waryono, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan sekaligus Pgs Rektor UIN Sunan Kalaijaga menyampaikan kepada dakwahpos (23/9) melalui saluran telepon bahwa tidak benar UIN Yogya memecat Uzair. Menurutnya pemberhentian Uzair dilakukan oleh Kementerian Agama pusat atas usulan dari Inspektorat Jenderal Kemenag. Justru UIN Yogya menolak pemberhentian tersebut.

“Yang memecat Uzair itu Kementerian Agama. UIN Sunan Kalijaga tidak mendukung pemecatan tersebut sebagaimana diberitakan oleh kompas.com” terangnya.

Menurut mantan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini, sejak 2012 ia telah mengetahui kasus yang menimpa Uzair. Namun, menurutnya pimpinan UIN Sunan Kalijaga sudah berupaya untuk mempertahankan Uzair. Ia melihat Uzair adalah aset yang sangat berharga bagi kampus Islam tersebut.

Bila Uzair benar-benar diberhentikan dari posis dosen oleh Kementerian Agama, menurutnya UIN akan sangat kehilangan. UGM sudah siap merangkulnya untuk dijadikan dosen.

Waryono menegaskan pimpinan UIN Sunan Kalijaga saat ini turut membantu proses pengajuan banding Uzair ke Kementerian Agama.

“Kita menunggu Menteri Agama yang sekarang berada di tanah suci karena menjadi Amirul Hajj, pulang ke tanah air.” Kata Waryono. Dalam dua minggu ke depan kepastian keputusan hasil banding tersebut akan diketahui. (dp/uf)

Baca juga :

Uzair, Dosen UIN Yogya yang Dipecat Menag Mengajukan Banding

Hastag #‎SaveAchmadUzair‬ muncul di Media Sosial

Lagi, 7 PNS Dosen UIN Akan Dipecat

Hastag #‎SaveAchmadUzair‬ muncul di Media Sosial

Kasus yang membelit Achmad Uzair Fauzan yang diberhentikan dari PNS Dosen UIN Sunan Kalijaga oleh Kementerian Agama karena Kuliah S3 di Australia menarik perhatian publik. Muncul pro-kontra di masyarakat atas keputusan Menteri Agama tersebut.

Keputusan yang kabarnya diusulkan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama ini menjadi kekhawatiran di kalangan dosen di lingkungan lembaga pendidikan tinggi agama Islam di bawah kementerian Agama: UIN, IAIN, dan STAIN. Banyak dosen yang diindikasikan melanggar aturan oleh Irjen Kemenag karena melanjutkan studi tanpa izin resmi sebagaimana yang dilakukan Uzair.

Uzair sendiri telah memastikan bahwa ia akan melakukan banding atas keputusan tersebut. Upaya yang dilakukan Uzair untuk mendapatkan kembali haknya sebagai PNS meraih banyak dukungan masyarakat termasuk para netizen.

Di media sosial Facebook muncul hastag #‎SaveAchmadUzair‬ yang membela Uzair dari kedhazilam. Hastag ini menyebar dengan cepat di Facebook dengan tag diarahkan secara langsung ke akun facebook Achmad Uzair https://www.facebook.com/achmad.uzair.

Beberapa netizen menyampaikan keprihatinan atas kasus yang dialami oleh Uzair. Kurs Arso misalnya menyampaikan “Ikut Prihatin atas kejadian yang menimpa panjenengan. Semoga diberikan jalan keluar yang terbaik buat njenengan. Semoga sukses perjuangan sampean.” Katanya.

Ada juga netizen yang menyampaikan rasa senang dengan kasus yang dialami Uzair ini. Arie Ruhyanto misalnya menyindir birokrasi pemerintah yang menurutnya terlalu naif dan cenderung tidak memberikan dukungan kepada pengembangan kampus, khususnya dosen.

“Antara prihatin dan senang dgn kasus kawan Achmad Uzair. Prihatin dengan kenaifan birokrasi kita tapi sekaligus ikut senang dirinya bisa terbebas dari lingkungan yg tidak mendukung pengembangan akademik.” Tulis Arie.

Salah satu akun facebook, Grey PeriPhery banyak menyebarkan hastag #‎SaveAchmadUzair‬ sambil menunjukkan karya-karya Uzair di jurnal internasional. Tulisan Uzair bersama AbdouMaliq Simone, profesor Sosiologi Goldsmiths College, University of London diterbitkan di City tahun 2013 menjadi link favorit yang banyak dibaca (cek disini).

Tulisan Uzair bersama Jim Schiller, berjudul "After Fukushima: The Rise of Resistance to Nuclear Energy in Indonesia" yang telah diterbitkan oleh German Asia Foundation di web http://asienhaus.de/ juga turut tersebar luas.

Meskipun perjuangan Uzair terlihat sangat berat, namun dukungan dari kolega, serta netizen di media sosial ini menjadi pendorong semangat baginya untuk berjuang meraih kembali haknya. (dp/uf

Uzair, Dosen UIN Yogya yang Dipecat Menag Mengajukan Banding


Achmad Uzair, foto di profil facebook
Dakwahpos.com, Yogyakarta-- Achmad Uzair Fauzan, PNS Dosen Fakultas Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dipecat oleh Kementerian Agama 17 Septermber 2015 lalu melakukan perlawanan hukum. Ia menganggap keputusan pemberhentiannya oleh Kementerian Agama karena melanjutkan studi S3 di Australia berlebihan. Menurutnya semestinya pemerintah memberikan dukungan kepada dosen yang melanjutkan studi.

"Masalah saya ini fenomena gunung es saja, ini problem kerumitan birokratisasi manajemen pendidikan di Indonesia," ujarnya sebagaimana dilansir tempo.com (22/9).

Maret 2015 lalu Uzair baru saja menyelesaikan studi S3-nya di Australia. Namun kebahagiaannya tersebut menjadi sirta ketika proses studi lanjutnya dijadikan alasan untuk memberhentikan dirinya dari PNS Dosen UIN Sunan Kalijaga.

Pasca menerima keputusan tersebut, ia berupaya mengajukan banding.

"Saya diberi waktu dua pekan untuk mengajukan banding sejak saya menerima surat dari Kemenag itu," Ujarnya.

Upayanya tersebut didukung penuh oleh UIN Sunan Kalijaga. Waryono, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan sekaligus Pgs Rektor UIN Sunan Kalaijaga menyampaikan kepada dakwahpos (23/9) melalui saluran telepon bahwa pemberhentian Uzair dilakukan oleh Kementerian Agama atas usulan dari Inspektorat Jenderal Kemenag.

“Yang memecat Uzair itu Kementerian Agama. UIN Sunan Kalijaga tidak mendukung pemecatan tersebut sebagaimana diberitakan oleh kompas.com” terangnya.

Menurut mantan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini, pimpinan UIN Sunan Kalijaga sudah berupaya untuk mempertahankan posisi Uzair. Secara kelembagaan UIN Sunan Kalijaga melihat Uzair adalah aset yang sangat berharga bagi di kampus.

Bila Uzair benar-benar diberhentikan dari posis dosen oleh Kementerian Agama, menurutnya UIN akan sangat kehilangan. Apalagi UGM sudah siap merangkul Uzair untuk dijadikan dosen bila benar-benar dikeluarkan dari UIN.

Selama ini Uzair dikenal cukup produktif menghasilkan karya ilmiah di jurnal internasional. artikel jurnal internasional yang ditulisnya bersama AbdouMaliq Simone tentang warga kelas menengah Jakarta pernah diterbitkan di jurnal City tahun 2013.

Uzair yang menyelesaikan S2 di Jerman juga pernah menulis bersama Jim Schiller artikel berjudul "After Fukushima: The Rise of Resistance to Nuclear Energy in Indonesia" Artikel ini telah diterbitkan oelh German Asia Foundation di web http://asienhaus.de.

Waryono menegaskan bahwa sebagai pimpinan UIN Sunan Kalijaga ia ikut juga membantu proses pengajuan banding Uzair ke Kementerian Agama.

“Kita menunggu Menteri Agama yang sekarang berada di tanah suci karena menjadi Amirul Hajj, pulang ke tanah air.” Kata Waryono. Dalam dua minggu ke depan dipastikan sudah ada keputusan hasil banding tersebut.

Kementerian Agama sendiri memastikan bahwa keputusan memberhentikan Uzair telah tepat. Ratnasari, Kasi Pengembangan Profesi pada Subdit Ketenagaan ketika dihubungi dakwahpos (23/9) menyatakan bahwa Uzair diberhentikan karena tidak disiplin. Hasil pemeriksaan Irjen Kemenag ditemukan bahwa Uzair tidak memiliki izin tugas belajar ke luar negeri. Menurut Ratnasa sebagai Calon PNS Uzair seharusnya tidak boleh melanjutkan studi terlebih dahulu.

Dalam aturan kepegawaian, CPNS Dosen selama satu tahun harus menjadi pegawai administrasi. Dan ini dilanggar oleh Uzair sehingga Irjen Kemenag memasukkannya sebagai kasus pelanggaran disiplin PNS.

“Sebagai CPNS semestinya, Uzair harus mengikuti aturan untuk tidak kuliah.” Ungkap Ratnasari.

Dalam pandangan mantan Kasi Perencanaan dan Evaluasi pada Subdit Ketenagaan ini, sikap Uzair yang lebih mementingkan kepentingan dirinya daripada kepentingan dinas, menjadi cerminan aparat sipil negara yang tidak taat aturan.

“Pegawai yang tidak pintar tapi baik, lebih bagus daripada pegawai yang pintar tapi tidak baik atau tidak taat aturan”, pungkasnya. (dp/uf)

Membentuk Jurnalis Santri Masa Kini



Ketika mendengarkan kata santri, yang terbayangkan dalam benak kita adalah sekelompok remaja muslim yang sedang memperdalam ilmu agama di sebuah lembaga pendidikan yang lazim disebut pesantren. Para santri ini identik dengan kehidupan yang religius karena mereka dididik dan digembleng dengan nilai-nilai agama di lembaga tersebut.

Selain pesantren entitas lain yang tidak bisa dipisahkan dari kata santri yaitu "kitab kuning". Kitab kuning adalah buku bertuliskan bahasa Arab yang berisi ilmu-ilmu agama Islam klasik yang menjadi rujukan belajar para santri. Disebut kitab kuning, karena warna kertas buku tersebut didominasi warna kuning kecokelatan.

Santri mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Karena pada dasarnya, santri merupakan orang yang kompeten dalam urusan agama sehingga mereka dapat membantu masyarakat dalam memecahkan problematika kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, para santri sering kali dijadikan sosok teladan dan panutan oleh masyarakat. Berdasarkan realitas tersebut, hakikatnya santri mempunyai peran dan tugas penting untuk menyebarkan dan mengajarkan agama Islam kepada masyarakat luas.

Mengingat pentingnya peran santri di masyarakat, idealnya mereka memiliki metode dan media yang efektif dalam menyampaikan dan mengajarkan nilai-nilai Islam. Diantara media yang dianggap efektif dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam adalah tulisan. Lewat tulisan pesan-pesan keislaman bisa disampaikan secara efektif dan efisien. Masyarakat yang membutuhkan informasi tentang ajaran Islam tidak harus datang ke pengajian atau belajar di Pondok Pesantren. Melalui tulisan para santri inilah ajaran-ajaran agama Islam bisa disampaikan dan diterima oleh masyarakat dengan baik.

Untuk itu, para santri dituntut untuk bisa dan mahir dalam menulis informasi tentang khazanah keislaman. Walaupun saat ini sudah banyak produk tulisan –seperti artikel, buletin, dan majalah– yang bernuansa keislaman, tapi kebanyakan karya tersebut ditulis oleh organisasi tertentu yang anggotanya heterogen. Pelatihan menulis, atau jurnalistik akan menjadi kegiatan yang menarik dan bermanfaat bagi para santri, karena berdasarkan hasil pengamatan, sampai saat ini masih jarang produk jurnalistik yang dihasilkan oleh santri.

Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa pelatihan jurnalistik bagi para santri itu penting. Pertama, para santri perlu memiliki bekal kemampuan menulis dengan baik dan benar. Dengan pelatihan ini, setidaknya santri mampu menyampaikan informasi tentang agama Islam melalui tulisan yang mudah dibaca dan dicerna oleh masyarakat. Jika santri menguasai ilmu jurnalistik, maka mereka dapat menerjemahkan kandungan kitab uning dalam sebuah tulisan yang mudah dibaca dan dimengerti oleh masyarakat. Penerjemahan isi Kitab Kuning dalam bentuk karya jurnalistik akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang mayoritas tidak mampu memahami dan mengerti isi Kitab Kuning secara langsung,

Kedua, pelatihan jurnalistik akan melahirkan santri yang memiliki kemampuan intelektual yang berkualitas. Seorang santri dituntut tidak hanya menguasai ilmu agama yang bersifat normatif, tapi juga ilmu-ilmu lainnya yang bersifat kontemporer. Dengan demikian posisi santri tidak kalah dibandingkan para intelektual lulusan dari lembaga pendidikan formal. Selama ini, jika diperhatikan pelatihan jurnalistik seringkali hanya diselenggarakan untuk mahasiswa, pelajar, maupun elemen masyarakat lainnya yang bersifat formal. Pelatihan jurnalistik untuk santri akan menjadi kegiatan baru yang unik dan bermanfaat.

Ketiga, pelatihan jurnalistik akan melahirkan produk jurnalistik yang berkualitas dengan tetap berlandaskan nilai-nilai Islam. Dengan kata lain, pelatihan ini akan melahirkan karya jurnalistik Islami yang positif yang mampu menyeimbangi produk jurnalistik yang saat ini ada yang cenderung banyak melahirkan konflik.

Pada tataran praktisnya, pelatihan jurnalistik ini, memiliki dua tujuan utama yaitu,  secara khusus menjadi sarana dakwah Islamiyah dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas. Dan secara umum, atau jangka panjang pelatihan ini, akan melahirkan jurnalis Muslim yang kredibel, ideal dan profesional. Kehadiran jurnalis Muslim ini diharapkan bisa mewarnai dunia jurnalistik dan bisa menjadi sarana dakwah Islamiyah yang efektif di tengah masyarakat.

Untuk itu, sebuah lembaga profesional dalam pelatihan jurnalistik bagi para santri perlu dibentuk. Lembaga ini akan benar-benar fokus  dalam memberikan pelatihan jurnalistik kepada para santri. Lembaga ini juga bisa menjadi start up company yang memiliki prospek yang bagus untuk terus dikembangkan.

Penulis : Faisal Muzzammil, Mahasiswa Pascasarjana UIN Bandung Prodi S2 KPI

Urgensi Media Dakwah Islam Aktual

Catatan Kanguwes
Seri Jurnalisme Dakwah

Di zaman keberlimpahan informasi saat ini, posisi umat Islam tidak cukup hanya menjadi penerima dan konsumen informasi, tapi harus beralih menjadi penyebar dan produsen informasi. Sebagai konsumen informasi posisi umat Islam hanya akan menjadi target agenda setting media-media kapitalis dunia untuk digiring menuju opini yang telah mereka atur. Sebaliknya dengan posisi sebagai produsen dan penyebar informasi umat Islam akan memiliki kemampuan untuk menciptakan opini tandingan dari berbagai informasi yang tersebar. 
Perkembangan teknologi informasi, khususnya internet perlu dimanfaatkan oleh umat untuk menciptakan media-media baru. Melalui media internet media massa online sangat mudah didirikan. Saat ini memang banyak bermunculan media-media online dari rahim umat Islam seperti Republika.com, Islampos.com, voaislam.com dan lainnya. Namun, beberapa media tersebut cenderung tidak mengikuti kode etika jurnalistik. Sebut saja misalnya keberimbangan sumber informasi, atau keakuratan berita.
Kecenderungan negatif ini menjadikan media Islam online dituduh sebagai media propaganda, alih-alih menjadi media Media propaganda justru jauh dari nilai-nilai jurnalistik. Hal inilah mengapa beberapa media Islam diblokir oleh Kemenkominfo karena tuduhan menyebarkan kebencian dan terorisme. Beruntung saja atas desakan masyarakat dan tokoh Islam pemblokiran tersebut dihentikan dan tuduhan tersebut diperiksa kembali.
Mengapa muncul tuduhan media Islam online sebagia media online yang buruk? Ini terjadi karena kebanyakan media Islam online lebih banyak mengolah isu untuk kepentingan kelompoknya dibandingkan untuk kebaikan masyarakat secara umum. Mereka menyebarkan informasi untuk kebaikan sekelompok umat yang itu cenderung bersifat subyektif. Bila ini tidak segera dihentikan, citra buruk media Islam online mungkin akan terus berlanjut.
Untuk itu dibutuhkan aturan yang jelas untuk mengarahkan media-media online tersebut kembali ke jalan yang benar. Perlu ada satu lembaga yang menjadi naungan berbagai media Islam tersebut untuk memperbaiki kualitas pemberitaannya. selain itu juga perlu dibuat pelatihan jurnalistik yang tepat sehingga melahirkan wartawan yang berkualitas. 
Di sinilah tantangan lembaga pendidikan tinggi Islam dalam melahirkan wartawan muslim berkualitas. belum banyak upaya kampus untuk mengarah kesana. Salah satu kritikan dari Janet Steele, seorang profesor Jurnalisme dari Washington University, bahwa wartawan lulusan dari PTAI kurang berkualitas karena kurang berlatih selain juga keterbatasan fasilitas laboratorium. Kritikan Steele tersebut dipublikasikan dalam International Journal of Communication dengan judul " Journalism and the Call to Allah, Teaching Journalism in indonesia's islamic universities and state institutes".
melalui perkembangan teknologi, sebetulnya latihan menciptakan jurnalis muslim yang berkualitas sangat mudah dilakukan. sayangnya, Saatini Media Online belum banyak yang dilahirkan dari rahim kampus Islam. Kecenderungannya civitas akademik di perguruan tinggi Islam lebih sibuk dengan meneliti, mengkaji berbagai fenomena sosial dibandingkan menciptakan fenomena tersebut. Untuk itu dibutuhkan upaya dan ketekunan untuk menciptakan media Islam online dari rahim kampus.
Dakwah Pos dengan alamat online dakwahpos.com mencoba menjadi alternatif bagi media dakwah Islam dalam konteks media jurnalisme. Dengan mengusung jurnalisme profetik diharapkan dakwah pos menjadi media Islam damai yang jauh dari tuduhan media provokasi sebagaimana yang dialami oleh beberapa media Islam online lainnya sekaligus menjadi kawah candradimuka bagi para calon jurnalis dalam mengasah kemampuan menulis mereka.
Dengan media online baru ini diharapkan mahasiswa UIN Bandung, khususnya jurusan KPI memiliki wadah dalam memproduksi informasi dari, oleh dan untuk umat islam  Berbagai informasi dakwah dari lembaga-lembaga keislaman seputar kampus yang biasanya luput dari liputan media bisa terwadahi melalui media Dakwah pos ini. Dengan demikian perkembangan kegiatan dakwah Islam yang aktual bisa lebih mudah  diakses oleh umat Islam dan juga menjadi inspirasi bagi umat untuk terus berkembang. Semoga.
Penulis : Dr. Uwes Fatoni, Pimred Dakwah Pos, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung.

Masjid UIN Bandung Perlu Perluasan

DAKWAHPOS.COM, Bandung-- Kenyamanan dalam menjalankan ibadah menjadi faktor penting dalam pelayanan kegiatan ibadah di masjid,  Sayangnya, kondisi tersebut tidak nampak di masjid UIN Bandung saat ini . Masjid yang dikenal bernama Ikomah, singkatan dari Ikatan Keluarga Orangtua Mahasiswa ini tidak lagi mampu menampung jamaah shalat Jum'at, sehingga beberapa jamaah terpaksa shalat di luar masjid.

Kondisi ketidaknyamanan ini dikeluhkan salah seorang dosen, Asep Supi, Jum'at (18/9) melalui postingnya di halaman grup Facebook Forum Komunikasi Dosen UIN Bandung. "Beberapa kesempatan saya Jumatan di masjid Iqamah UIN SGD, dalam beberapa kesempatan itu juga saya melihat jamaah Jumat tidak tertampung," ungkapnya.

Asep juga prihatin melihat banyak jamaah  yang melaksanakan shalat di selasar dan halaman depan masjid tanpa naungan di atasnya sehingga harus rela shalat di bawah terik matahari . "Ada cukup banyak yang terpaksa "ngampar" dengan alas seadanya di halaman depan masjid yang dialasi batu bergelombang..." ujar Asep.

Keluhan Asep tersebut diamini oleh beberapa dosen. Ayi Sofyan misalnya turut berkomentar bahwa ia juga terpaksa shalat Jum'at di trotoar berebutan dengan motor karena terlambat datang. "Jadina dina trotoar handapeun tangkal," tulisnya.

Penyebab berkurangnya daya tampung masjid yang lokasinya berada di tengah-tengah kampus ini disinyalir karena meningkatnya jumlah mahasiswa UIN Bandung setiap tahun.  Berdasarkan data bagian akademik jumlah mahasiswa baru UIN Bandung setiap tahun terus meningkat. Tahun 2015 UIN Bandung menerima mahasiswa baru lebih dari 6.000 orang, Tahun sebelumnya jumlah mahasiswa baru mencapai 5.704, meningkat drastis dari tahun 2013 (4.344) dan 2012 (3.799 ). Peningkatan ini tidak diimbangi dengan daya tampung masjid yang hanya mampu menampung 3.000 jamaah.

Karena keterbatasan tempat shalat ini beberapa dosen dan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi pernah berinisiatif mengadakan shalat Jum'at terpisah di aula Fakultas lantai empat (31/8). Hal itu terpaksa mereka lakukan karena masjid Ikomah dipenuhi oleh mahasiswa baru yang sedang mengikuti OPAK.

Dewan Keluarga Masjid (DKM) Ikomah sebenarnya sudah berupaya meningkatkan kenyamanan masjid. Misalnya, karpet baru berwarna merah terhampar  menutupi bagian dalam masjid. Ketersediaan air wudhu yang sering dikeluhkan jamaah juga mulai diperbaiki, Namun, upaya tersebut terasa belum maksimal bila daya tampung masjid masih terbatas.

Beberapa jamaah masjid berharap pimpinan kampus segera memberikan perhatian. "Kiranya akan lebih baik apabila kejadian ini segera ditangani dengan dibuatkan tempat yang nyaman untuk Jumatan di kampus UNIVERSITAS ISLAM ini" ungkap Asep Supi. Bila kondisi masjid ini tidak segera diperbaiki citra UIN Bandung sebagai salah satu kampus Islam terbaik di Jawa Barat dikhawatirkan akan menurun di mata masyarakat. (dp/uf)

Usai Mendapat Banyak Dukungan, Ahmed Mohamed Akan Pindah Sekolah



DAKWAHPOS.COM, TEXAS. Penangkapan Ahmed Mohamed, seorang remaja muslim, oleh kepolisian Texas karena dituduh membawa bom ke sekolah telah menarik perhatian publik. Tidak kurang dari Presiden Barrack Obama dan Mark Zuckerberg, pendiri Facebook memberikan dukungan kepadanya.  Dalam keterangan pers di depan rumahnya di Texas Ahmed, Rabu (16/9), menyampaikan ungkapan terima kasih atas dukungan untuk dirinya dari beberapa tokoh penting dan juga media sosial twitter dengan tagar (hashtag) #IstandWithAhmed.

Setelah diketahui bahwa Ahmed tak bersalah, Ayahnya, Mohamed Elhassan Mohamed, menyatakan bahwa dia akan memasukkan anaknya ke sekolah swasta atau home schooling. Ayahnya yang merupakan warga imigran keturunan Sudan,  menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan publik kepada Ahmed. ‘’Apa yang bisa saya katakan? Saya berterima kasih kepada Amerika Serikat,’’ ucapnya.

Pihak sekolah sebenarnya masih menerima kehadiran Ahmed dan menyatakan bahwa mereka masih bisa memberikan pendidikan yang baik pada Ahmed. "Kami percaya diri bahwa kami akan bisa terus memberikan pendidikan terbaik padanya," kata juru bicara SMA MacArthur sebagaimana dikutip laman Guardian, Kamis (17/9).

Sebelumnya, Ahmed ditangkap karena dituduh membuat bom dari jam hasil karyanya. Ahmed menyatakan bahwa ia membawa jamnya tersebut ke sekolah karena ingin menunjukkan kepada gurunya kemampuannya dalam membuat jam digital. "Aku membuat jam untuk membuat guruku terkesan, tapi ketika aku menunjukkan itu padanya, dia pikir jam itu untuk mengancamnya. Sangat menyedihkan bahwa dia punya kesan yang salah tentang karyaku itu," terang Ahmed.

Ahmed kemudian dilaporkan ke polisi dan dibawa ke kantor polisi dalam keadaan diborgol sebelum kemudian dikirim ke pusat penahan remaja. Ia menghadapi tuduhan membuat alat peledak. (da/uf)
© Vokaloka 2023